KANAL24, Blitar – Peternak itik di Desa Dayu Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar masih merasakan dampak pandemi covid19 dalam bidang ekonomi. Permintaan akan telur itik baik mentah maupun dalam bentuk telur asin dan telur asap masih belum setinggi sebelum covid-19 2 tahun lalu. Oleh karena itu, Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya melakukan aktivitas pengabdian masyarakat yang diketuai oleh Dr.Ir. Eko Widodo, M.Agr.Sc.
Produk telur asin yang tidak terserap pasar atau yang ditarik kembali karena kualitas yang mulai menurun, dapat diolah menjadi kerupuk telur asin, dengan masa simpan produk yang lama dan memiliki nilai tambah yang tinggi karena harga krupuk telur asin mentah sekitar Rp 20.000,-/250 gram. Produk ini permintaan pasar cukup tinggi, terbukti produk ini tersedia di berbagai platform digital seperti Tokopedia, Shoppee dan lainnya.
“Kami melihat permintaan telur asin masih rendah sehingga banyak telur asin yang kembali ke peternak. Tentu ini merugikan peternak sehingga kami berpikir untuk mengolah telur tersebut menjadi produk makanan lain seperti krupuk,” kata Eko Widodo, Rabu (30/11/2022).
Kepada kanal24.co.id Eko menjelaskan pelatihan ini diikuti oleh 24 orang masyarakat utamanya peternak itik Desa Dayu, Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar pada tanggal 19 November 2022 lalu. Menurutnya para peternak antusias mengikuti pelatihan ini.
Proses pembuatan krupuk telur asin dimulai dengan menyiapkan bahan yang terbagi menjadi 3 bagian, yaitu bahan adonan putih, bahan adonan kuning dan bumbu. Bahan adonan putih membutuhkan 5 buah putih telur dari telur asin mentah yang sudah dipisahkan dari kuning telurnya, dikocok sebelum dicampur dengan 250 gram tepung kanji, 2 sendok makan terigu dan 120 ml air panas. Bahan-bahan tersebut dicampur atau diuleni hingga mendapatkan konsistensi yang sesuai. Bahan adonan kuning dibuat dengan cara mencampurkan 5 kuning telur asin dari telur asin mentah yang sudah dikocok, 250 tepung kanji dan 2 sendok makan terigu dan 120 ml air panas.
Sebagaimana adonan putih, maka adonan kuning ini juga dicampur atau diuleni sehingga mendapatkan konsistensi yang sesuai. Bumbu yang digunakan terdiri dari 10 siung bawang putih, 2 sendok teh ketumbar, 20 butir merica, 1 sendok makan garam (atau sesuai kebutuhan karena telur sudah asin) dan 2 butir kemiri. Semua bumbu tersebut dihaluskan, kemudian dibagi menjadi 2. Bagian pertama dicampur adonan putih dan bagian sisnya untuk adonan kuning sebelum diuleni.
Proses pencetakan dimulai dengan mencetak adonan putih menjadi pipih melebar dan adonan kuning berbentuk lonjong dan bulat. Letakkan adonan kuning diatas adonan putih, kemudian digulung dengan rapi. Setelah proses pencetakan telur jadi, selanjutnya dikukus dalam panci yang sudah mendidih selama 40-50 menit. Setelah selesai, didinginkan dan dimasukkan ke dalam refrigerator selama 24 jam. Kemudian kerupuk diiris tipis-tipis, dan dijemur dibawah sinar matahari hingga kering sebelum di packing. (sdk)