KANAL24, Malang – Kabupaten Malang memiliki desa-desa yang dapat dikembangkan menjadi desa wisata terpadu berbasis agro dan budaya lokal.
Hal ini menjadi atensi Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Kebobang, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang, pada 24 Juni 2025. Kegiatan ini mengusung tema pengembangan desa wisata terpadu melalui integrasi eduwisata petik melon, seni pertunjukan wayang kulit, serta wisata petualangan offroad.
Kegiatan yang diikuti oleh perangkat desa, pelaku UMKM, pengelola wisata, serta tokoh masyarakat ini bertujuan memperkuat potensi lokal Desa Kebobang agar dapat dikembangkan menjadi satu destinasi wisata yang berkelanjutan.
Tim pengabdian diketuai oleh Prof. Setyo Tri Wahyudi, S.E., M.Ec., Ph.D., dengan anggota Dr. Rachmad Kresna Sakti, S.E., M.Si. Beberapa mahasiswa dari Departemen Ilmu Ekonomi juga turut berperan aktif dalam kegiatan ini, yaitu Najmi Halimah Putri, Citra Rahmadani, Muhammad Ghifari Bayuaji, Taufik Hidayat, dan Dhian Wilisma.
Baca Juga : Satukan Ekosistem Sampah, Pemkot Batu dan UB Rampungkan Grand Design RIPS 2025
Kepada kanal24, Prof Setyo Tri Wahyudi menjelaskan potensi Desa Kebobang sebagai desa wisata terpadu cukup tinggi dengan market yang sudah nampak.
“Desa ini memiliki potensi dan market yang menarik untuk desa wisata terpadu, namun memang butuh penguatan SDM pengelola agar semakin menarik,” kata Setyo.

Pada kegiatan ini, tim pengabdian menyampaikan materi terkait potensi desa, strategi pengembangan destinasi, serta langkah-langkah penguatan kapasitas masyarakat. Selain penyampaian materi, kegiatan juga mencakup sesi diskusi interaktif untuk menggali aspirasi dan kebutuhan masyarakat dalam mengembangkan paket wisata terpadu yang memadukan tiga atraksi unggulan desa.
Baca Juga : Danrem 083/Bdj Pastikan Penanganan Semeru Cepat dan Terkoordinir
Prof. Setyo Tri Wahyudi menilai pengembangan desa wisata membutuhkan sinergi antara masyarakat, pemerintah desa, dan akademisi.

“Kami berharap kegiatan ini dapat menjadi titik awal yang memperkuat kolaborasi dan membuka peluang baru bagi masyarakat Kebobang untuk mengelola potensi desanya secara lebih terarah dan berkelanjutan,” ujarnya.
Masyarakat menunjukkan antusiasme tinggi terhadap pengembangan desa wisata, yang terlihat dari keterlibatan aktif peserta dalam sesi diskusi serta komitmen untuk terus mengembangkan potensi lokal. Dengan dukungan akademisi dan kolaborasi multipihak, Desa Kebobang diharapkan mampu menjadi destinasi wisata terpadu yang tidak hanya menarik wisatawan, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.(sdk)










