KANAL24, Malang – Kepuasan kerja dan pengelolaan karyawaan perusahaan menjadi salah satu hal yang harus dimengerti oleh pemilik perusahaan atau eksekutif perusahaan. Perkembangan dunia digital, pandemi covid dan situasi ekonomi yang belum pulih ikut mempengaruhi model kepuasan dan pola pengembangan karyawan.
Masih dalam suasana memeriahkan Dies Natalis FIA ke 61 melalui program 3 in 1 Prodi Administrasi Bisnis FIA UB mengupas kepuasan kerja dengan menghadirkan Shereen Noranee, Ph.D Associate Profesor Departemen Bisnis Internasional dan Manajemen Universiti Teknologi MARA Malaysia dan Irwan Akhir Priatmaja Group Head Corporate Cultur dan Capability Division PT. Paragon Technology & Innovation, Sabtu (9/10/2021).
“ Kepuasan dan ketidakpuasan kerja pada generasi Z saat ini berbeda dengan generasi sebelumnya dan ini harus menjadi perhatian bagi para pemilik perusahaan,” kata Shereen.
Lebih lanjut Shrereen mencontohkan generasi Z saat ini lebih menyukai pekerjaan dengan waktu yang fleksibel, gaji yang baik, jadwal kerja yang fleksibel, lingkungan kerja yang kondusif. Mereka tidak menyukai waktu kerja yang panjang, upah yang rendah, manajemen perusahaan yang tidak berkembang, kerja dengan ritme yang ketat dan lainnya.
Dari hal tersebut memunculkan perubahan kepuasan kerja dimana generasi saat ini lebih mudah berpindah kerja atau mengundurkan diri jika mengalami ketidakpuasan kerja.
“Saya menyebut kepuasan dan ketidakpuasan kerja akan selalu ada tidak bisa di hilangkan salah satunya.Yang perlu dilakukan adalah meningkatkan kepuasan kerja karyawan dan meminimalkan ketidakpuasan,” lanjutnya.
Shereen melihat perlunya ada ruang komunikasi dalam sebuah perusahaan melalui kegiatan bersama seperti outbond, malam penghargaan dan lainnya sebagai bentuk apresiasi kepada karyawan untuk mengurangi stress dan meningkatkan kepuasan kerja.
Dalam kesempatan berikutnya Irwan Akhir Priatmaja juga memaparkan perubahan pengelolaan karyawan perusahaan yang tercermin dari adanya perubahan nama dari human resources menjadi human capital.
“Walaupun belum terjadi pada semua perusahaan namun dalam beberapa perusahaan divisi human resources mulai berubah menjadi human capital. Atau masih belum berubah nama namun pengelolaan human nya menggunakan pendekatan capital,” kata Irwan.
Menurutnya hal ini tidak terlepas dari perubahan perkembangan bisnis yang ada dimana karyawan tidak lagi dipandang sebagai aset sekali pakai atau habis melainkan aset yang dapat dikembangkan untuk menghasilkan pemasukan yang terus bertumbuh bagi perusahaan.(sdk)