Kanal24, Lamongan – Dosen Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Brawijaya menggelar kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk Penguatan Branding Wisata Religi dan Bimbingan Teknis Penyusunan Naskah Akademis Peraturan Desa (Perdes) di Desa Sendangduwur, Kecamatan Panciran, Kabupaten Lamongan, pada Minggu (13/7/2025).
Kegiatan ini menjadi langkah konkret akademisi dalam memperkuat citra dan tata kelola wisata religi Sendangduwur yang dikenal sebagai salah satu destinasi spiritual unggulan di Lamongan. Acara tersebut melibatkan perangkat desa, tokoh agama, pelaku usaha, Pokdarwis, pemuda, serta akademisi dari FIA UB untuk bersama-sama mengembangkan potensi wisata religi berbasis kearifan lokal.
Sendangduwur, Pusat Ziarah dengan Potensi Besar
Desa Sendangduwur dikenal luas sebagai lokasi makam Sunan Sendang Duwur, yang menjadi tujuan ziarah ribuan peziarah setiap tahun. Selain nilai spiritual, kawasan ini juga menawarkan potensi ekonomi dan budaya yang besar, mulai dari keindahan alam sendang, tradisi batik khas, hingga pasar tradisional (pasar legi) yang kini mulai dirintis.
Namun, Ketua tim pengabdian, Muh. Nuh, menyebut potensi tersebut belum tergarap secara maksimal. “Selama ini Sendangduwur lebih dikenal sebagai tempat ziarah. Padahal, dari sisi budaya, ekonomi, dan digitalisasi promosi, peluangnya sangat besar untuk dikembangkan,” jelasnya.

Tiga Fokus Utama: Tata Kelola, Branding, dan Partisipasi Masyarakat
Program pengabdian FIA UB difokuskan pada tiga aspek strategis: penguatan tata kelola melalui penyusunan naskah akademik Perdes, penguatan promosi digital untuk branding wisata, serta pelibatan masyarakat dalam pengelolaan berkelanjutan.
“Kami ingin Wisata Religi Sendangduwur tidak hanya dikenal di tingkat lokal, tetapi juga nasional bahkan internasional. Untuk itu, kami menggandeng berbagai pihak, termasuk kampus dan influencer religi, agar branding-nya kuat dan berkelanjutan,” ujar M. Said, anggota tim pengabdian.
Pelatihan Digital Marketing dan Pembenahan Fasilitas
Sebagai tindak lanjut, tim FIA UB mengadakan pelatihan digital marketing bagi pelaku usaha dan pemuda setempat. Pelatihan ini mengajarkan strategi promosi melalui media sosial agar potensi lokal dapat lebih dikenal luas. Selain itu, dilakukan pula pembenahan fasilitas dasar seperti akses jalan menuju lokasi wisata dan rencana pembangunan pusat informasi wisata.

Kepala Desa Sendangduwur, Barurohim, mengapresiasi kegiatan ini. “Sendangduwur memiliki daya tarik spiritual dan budaya yang kuat. Dengan dukungan akademisi dan masyarakat, kami optimis destinasi ini akan semakin berkembang dan diminati wisatawan,” ujarnya.
Dorong Kolaborasi dan Festival Religi
FIA UB bersama perangkat desa menargetkan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan dalam setahun mendatang. Strategi yang disiapkan mencakup pengembangan paket wisata religi terpadu, festival budaya, serta kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat daya tarik kawasan.
Pakar pariwisata FIA UB, Edriana, menambahkan bahwa Sendangduwur berpotensi menjadi model wisata religi berbasis komunitas. “Kami ingin wisata ini bukan sekadar tempat ziarah, tapi juga ruang edukasi budaya dan ekonomi kreatif yang membawa manfaat bagi masyarakat,” tuturnya.
Dengan kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah desa, dan masyarakat, Desa Sendangduwur diharapkan mampu menjadi ikon wisata religi yang berdaya saing tinggi, memadukan nilai spiritual, kemandirian ekonomi, serta kearifan lokal dalam satu harmoni pembangunan desa.(Din)