Kanal24, Malang – Dalam menyambut Hari Raya Iduladha 1446 H, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya (FKH UB) secara resmi melepas tim petugas pemeriksa kesehatan hewan dan daging kurban pada Rabu (28/05/2025). Pelepasan ini tidak hanya menjadi bentuk pengabdian masyarakat oleh institusi pendidikan tinggi, tetapi juga sebagai langkah konkret untuk memastikan kualitas hewan kurban dan proses penyembelihan yang sesuai dengan syariat dan standar kesehatan masyarakat.
FKH UB tahun ini menerjunkan sebanyak 916 mahasiswa yang akan berperan sebagai petugas pemeriksa kesehatan hewan dan daging kurban. Mereka disebar ke berbagai wilayah di Malang Raya dan sekitarnya, termasuk Kota Malang, Kabupaten Malang, Kota Batu, serta beberapa daerah di luar Jawa Timur seperti Kediri, Lamongan, dan Surabaya. Selain mahasiswa, sebanyak 65 dosen dan tenaga kependidikan FKH UB juga turut mendampingi dan membimbing di lapangan.
Acara pelepasan ini dihadiri langsung oleh Rektor UB, Prof. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D.Med.Sc., serta sejumlah dosen dan tenaga medis FKH UB, termasuk Drh. Widi Nugroho, Ph.D., yang memaparkan urgensi pengiriman tenaga medis veteriner ke masjid-masjid, termasuk pengalaman UB yang pernah mengirim tenaga ke luar negeri seperti Mesir.
Baca juga:
Dokter Hewan FKH Bahas Membaca Penyakit Lewat Darah Hewan

“Kehadiran kita di masyarakat bukan sekadar memeriksa hewan, tetapi juga memberi edukasi teknis penyembelihan yang baik dan benar. Kita ajari cara merebahkan sapi dengan aman, sehingga masyarakat tidak hanya menonton saat penyembelihan, tapi bisa turut intervensi bila terjadi kesalahan,” ujar Drh. Widi dalam sambutannya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa masyarakat, khususnya pengurus masjid, selama ini kerap menyembelih hewan kurban tanpa pengetahuan teknis yang tepat. Hal ini kadang menimbulkan kekhawatiran dari sisi kesejahteraan hewan maupun keamanan pangan. Oleh karena itu, FKH UB turut melaksanakan demonstrasi lapangan dan workshop yang melibatkan tidak hanya bapak-bapak takmir masjid, tetapi juga ibu-ibu, agar pemahaman mengenai kesehatan hewan dan teknik penyembelihan tersebar merata.
Sementara itu, Rektor UB, Prof. Widodo, menekankan pentingnya sinergi antara perguruan tinggi dan masyarakat dalam menjawab tantangan kesehatan nasional. Ia menyebut bahwa kegiatan semacam ini seharusnya menjadi kewajiban institusi pendidikan tinggi sebagai bentuk nyata dari pengabdian masyarakat.
“Anak-anak kita, mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan, juga bisa belajar langsung dari masyarakat. Ini bukan hanya soal syariat, karena masyarakat sudah paham itu. Tapi bagaimana proses pelaksanaan bisa sesuai prosedur kesehatan, aman bagi lingkungan, dan bermanfaat secara ekonomi,” tutur Prof. Widodo.
Ia juga menyinggung dampak besar dari penyakit hewan terhadap sektor pertanian dan perekonomian nasional. Menurutnya, ada lebih dari 4,8 juta peternak di Indonesia yang bergantung pada kesehatan hewan ternak mereka. Bila terjadi wabah atau penyakit hewan menular, maka akan berdampak langsung pada penurunan produktivitas, nilai jual, dan stabilitas ekonomi masyarakat.

Baca juga:
CPD FKH UB: Panduan Diagnosis Hematologi Terkini
Dengan mengirimkan tim medis veteriner ke berbagai masjid dan titik pemotongan hewan kurban, UB berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam menjaga kualitas kesehatan hewan dan daging kurban. Di samping itu, UB juga mengupayakan peningkatan literasi teknis di masyarakat melalui pelatihan langsung, pendampingan, dan konsultasi di lapangan.
“Kegiatan ini seharusnya tidak berhenti di Iduladha saja, tapi menjadi pemantik untuk kerja sama jangka panjang antara UB dan masyarakat,” pungkas Drh. Widi Nugroho, Ph.D.
Pelepasan tim ini menjadi bukti bahwa institusi akademik dapat berperan langsung dalam menjaga kualitas layanan publik dan kesejahteraan masyarakat, terutama pada momen keagamaan yang sarat makna sosial seperti Iduladha. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi wadah pembelajaran praktis yang sangat berarti bagi para mahasiswa FKH UB dalam mengasah kompetensi profesional mereka di lapangan. (nid)