KANAL24, Malang – Frugal innovation hadir sebagai inovasi baru menghadirkan produk yang sesuai dengan masyarakat kelas bawah. Disampaikan oleh Ery Adi K Masli, Ph.D Profesor dari Swinburne University of Technology Australia pada kuliah tamu prodi administrasi bisnis FIA UB di Aula Gedung A lantai 4, hari ini (19/9/2019)
“Frugal innovation adalah suatu inovasi yang targetnya adalah konsumen bottom of pyramid atau kalangan kelas kebawah. Indonesia dengan 270 juta orang yang hampir 31 persen penduduknya berpenghasilan 8 dolar per hari. Kalau mereka dengan penghasilan yang tidak terlalu besar membeli produk luar itu mahal. Mereka harus meminjam uang, berhutang, mereka tidak bisa melakukan saving,” ungkap Ery.
Frugal innovation berbeda, menurut banker tersebut, bagaimana caranya membuat produk khusus untuk masyarakat bottom of pyramid, tapi bukan barang murah melainkan barang yang affordable. Jadi, dengan penghasilan yang cukup mereka bisa beli barang yang tahan, berkualitas, dan mudah untuk perawatan. Bagaimana orang-orang itu bisa keluar dari lingkaran kemiskinan.
Konsep ini adalah bagaimana inovator membuat produk untuk orang yang penghasilannya rendah. Contohnya, prima stove produk yang dibuat dari orang profesor dari Brawijaya yakni Prof. Nurhuda yang barangnya sudah diekspor hingga ke Afrika dan India.
Ini menunjukkan bahwa Indonesia khususnya Universitas Brawijaya bisa menang dengan inovasi-inovasi produk seperti ini.
Inovator jangan hanya berpikir target pasar hanya orang-orang kelas atas. Indonesia masih banyak orang-orangnya yang berada kelas dibawah. Negara lain seperti India, sebanyak 200 juta warganya berada di kelas bawah begitu pula dengan Afrika, itulah target market kita.
“Kita bisa menang dengan produk-produk yang begitu. Jadi, saya ingin mahasiswa kita berpikir bagaimana inovasi untuk penduduk berpengahasilan rendah karena marketnya besar. Ada 4 milyar orang diseluruh dunia yang berpenghasilan di bawah middle class,” jelasnya.
Prosesnya adalah bagaimana menciptakan frugal innovation dengan produk yang development.
Acara kuliah tamu ini, merupakan rangkaian program 3 in 1 prodi administrasi bisnis FIA UB bekerja sama dengan international office UB. Menurut penuturan ketua panitia Brilly, SAP.,MBA tahun ini prodinya mengundang 1 visiting professor dari luar negeri, 1 praktisi dan 1 dosen untuk mengajar mata kuliah kewirausahaan.
“Kami mengundang Pak Ery yang ahli dalam bidang entrepreneurship and innovation, serta merupakan pencanang frugal innovation. Untuk program 3 in 1, kami menginginkan ada kombinasi kepakaran dosen di internal brawijaya berkolaborasi dengan dosen dari luar negeri dan praktisi untuk mengajarkan mata kuliah kewirausahaan. Supaya lebih spesifik dalam pembelajaran,” pungkas dosen FIA UB itu.
Jadi frugal innovation, adalah inovasi yang tidak memerlukan biaya tinggi. Karena, inovasi tidak melulu tentang high teknologi. Brilly berharap dari kegiatan ini mahasiswa dapat membawa ilmu yang berguna untuk membuka wawasan dan mindset. Karena ini merupakan pilihan lain untuk memecahkan masalah sosial, tentang kemiskinan di Indonesia. (meg)