Pascasarjana Universitas Brawijaya menggelar sosialisasi jurnal permukiman dan public lecture peranan teknologi rumah tahan gempa dalam penanganan bencana. Sosialisasi digelar jumat (8/11/2019) di Savana Hotel Malang, dengan dihadiri oleh kalangan akademisi dan praktisi.
Dr. Rita Parmawati, SP., ME koordinator PSIK pascasarjana UB, mengungkapkan bahwa di Kementerian PUPR, ada lembaga penerbitan jurnal dan Kementerian ini memiliki 5 jurnal, yakni jurnal jalan jembatan, jurnal sumberdaya air, jurnal irigasi, jurnal teknik hidrolik, dan jurnal sosio ekonomi pekerjaan umum.
“Dengan adanya sosialisaisi ini, diharapkan mahasiswa S2 dan S3 kita yang keluaran dari tugas akhirnya adalah jurnal bisa masuk di jurnal-jurnal tersebut. Terdapat keistimewaan karena kita sudah MoU dengan mereka sehingga nanti jika jurnalnya dari kita akan mendapat slot publish tapi tetap harus sesuai dengan kaidah-kaidah yang tadi dijelaskan,”paparnya.
Sosialisasi gratis ini diikuti oleh peserta yang merupakan dosen dan mahasiswa pasca UB, pengelola jurnal se Jatim seperti UNESA dan ITN, serta dari Dinas PUPR, BAPPEDA, Dinsos, Badan Penanggulanagn Bencana Kota Malang.
Sosialisasi dilakukan karena penilaian dari dikti setiap tahun harus ada jumlah terbitan jurnal baik dari dosen maupun afiliasi UB.
“Harapannya kita bisa terus menambah nilai-nilai terbitan jurnal dan sitasi jurnal sehingga UB peringkatnya semakin bagus. Selain itu, ini juga bisa mempengaruhi akreditasi UB karena juga masuk di standard-standard akreditasi yang dikeluarkan oleh dikti,” tambah Rita.
Selain sosialisasi jurnal, juga ada kuliah tamu peranan teknologi rumah tahan gempa dari Direktur utama Lembaga Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (LPDPP) Kementerian PUPR, Prof. Dr. Ir. Arief Sabaruddin, CES. Pemateri dipilih karena sudah mendapatkan paten mengenai rumah tahan gempa dan itu ingin disosialisakan dengan di acara ini.
Dari kegiatan ini, harapannya dapat memunculkan minat mahasiswa untuk lebih bisa meneliti bencana baik itu preventif maupun setelahnya karena Indonesia sebagai negara yang rawan bencana. Selain itu, untuk memberikan pemahaman kepada peserta bahwa ada teknologi baru yaitu rumah tahan gempa baik secara struktur maupun keadaan geologi tanahnya. (meg)