KANAL24, Malang – Sebanyak 55 tim PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) Pendanaan, 11 tim PKM Insentif penerima hibah penelitian/riset dari DIKTI serta 17 tim P2MW (Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha) dan 9 tim PPK ORMAWA (Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan) mengikuti PEXPO 2024 Gedung Samantha Krida (9/7/2024). Namun diantara seluruh tim yang hadir, tim PKM Pendanaan GEM FOR CARE yang mengusung ide untuk menurunkan tendensi bunuh diri dengan menggunakan media gelang manik-manik menjadi perhatian dari pengunjung
“Ide yang digagas cukup unik dan dikatakan telah berhasil menurunkan tendensi bunuh diri partisipan risetnya, “ kata tim Gem for Care, Aisyah Yuli Indah Sari
Tim PKM bidang Riset Eksakta Humaniora yang berisi 5 mahasiswi dari Fakultas Ilmu Kesehatan dan Fakultas Kedokteran: Marcellina Tiarani Putri, Nur Ismah Khairani Muhdin, Andina Hurinnisa, Olympia Zahradewi, dan Aisyah Yulia Indah Sari dengan bimbingan oleh Ns. Renny Nova., S.Kep., M.Kep., Sp.Kep. telah dapat melaksanakan riset/penelitian dengan judul “GEM FOR CARE: Eksplorasi Pengalaman Mahasiswi Indonesia Menggunakan Media Gelang sebagai Mood-Forecasting untuk Mengurangi Tingkat Bunuh Diri Berdasarkan Kepekaan Sosial”.
Lebih lanjut Aisyah menjelaskan manik-manik yang sangat diminati oleh remaja perempuan atau mahasiswi ini, apabila dirangkai ternyata berdasarkan penelitian sebelumnya dapat meredakan ketegangan, meningkatkan mood, dan memberikan rasa bahagia. Hal ini dapat terjadi karena konsentrasi peronce akan teralihkan pada hal menyenangkan dan kecil sehingga stressor yang terjadi dapat berkurang. Meronce manik-manik dalam program ini merupakan hal yang harus dilakukan dikarenakan hasil roncean manik-manik tersebut, yaitu gelang, nantinya akan digunakan sebagai objek yang akan menjadi “trigger halus” penggunanya untuk segera menyelesaikan masalah yang terlihat di gelang.
Kedua, dalam program ini, partisipan dapat memahami masalah pribadinya secara mendalam dan hal ini yang membuat partisipan dapat berkembang dan secara proaktif segera mencari solusi dari masalahnya. Hal ini disebabkan karena “trigger halus” baru dapat digunakan apabila para partisipan sudah berusaha berpikir secara mendalam terkait masalahnya: siapa penyebabnya, bagaimana kejadiannya, dan lain-lain. Setelah berpikir secara mendalam terkait masalahnya, partisipan harus menuliskannya di dalam buku diary dan kemudian baru dapat menggunakan gelang GEM FOR CARE. Gelang GEM FOR CARE baru dapat dikatakan sebagai gelang GEM FOR CARE apabila berisi: gelang dasar yang menggambarkan jumlah hari dalam 1 bulan, dipakai bersamaan dengan charm kode masalah, dan aturannya sudah sesuai dengan aturan dalam buku panduan gelang GEM FOR CARE. Dengan digunakannya gelang ini sehari-hari, banyak partisipan mengatakan mereka dapat mengetahui dan merasa harus menyegerakan menyelesaikan masalahnya sehingga mereka tidak menumpuk dan merasa stres.
“Ketiga, program riset keterbaruan ini juga telah memberikan fasilitas konsultasi yang membantu partisipan mendapatkan solusi dari masalah yang dialaminya. Solusi ini berasal dari tenaga peneliti dan tenaga kesehatan mental remaja yang handal,” lanjut mahasiswi FK UB ini.
Hal ini membuat partisipan memiliki tempat bersandar yang baik dan efektif dalam membantu menyelesaikan masalahnya di kala sudah tidak ada solusi yang berhasil digunakan. Seluruh partisipan pun merasa sangat terbantu dan senang dengan keberadaan riset GEM FOR CARE.
Stand milik tim GEM FOR CARE telah dihadiri lebih dari 20 pengunjung dan beberapa partisipan dari riset GEM FOR CARE. Seluruh pengunjung dijelaskan mengenai hasil program riset yang telah berjalan. Di sini pula, para pengunjung mencoba merakit charm dari gelang GEM FOR CARE dengan baik.(sdk)