Kanal24, Malang – Sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, tim dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya (FMIPA UB) melaksanakan investigasi sumber air tanah dengan metode geolistrik untuk sumur bor.
Kegiatan yang dilaksanakan pada Dusun Gunung Kunci, Jabung, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang ini merupakan hasil kolaborasi oleh beberapa pihak. Dosen Prodi Teknik Geofisika FMIPA UB bersama Koperasi Agro Niaga (KAN) Jabung dan juga Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Malang melaksanakan kegiatan ini sebagai upaya untuk menjawab permasalahan masyarakat sekitar seputar kekurangan sumber air bersih. Sabtu (11/05/2024)
Prof. Adi Susilo, Dosen Fakultas MIPA menjelaskan bahwa penggunaan metode Geolistrik sangat membantu mengurangi biaya pengeboran sumber air baru. Dengan ketelitian lebih dari 90 persen, pemanfaatan metode ini sangat bermanfaat bagi masyarakat luas.
“Kita melakukan pengeboran dengan cara saintifik. Sumber listrik kita masukkan ke bumi, lalu kita ukur bidak potensial pada masing-masing titik. Setelah pengukuran selesai kita akan melakukan pengolahan data sehingga didapati pada kedalaman berapa air dapat kita pompa untuk sumber air baru,” ujar Prof. Adi.
Metode Geolistrik telah digunakan beberapa kali sebelumnya, pada Dusun Jeding, Kecamatan Bantur pada 2021 tim mendapati sumber air di kedalaman 70 meter, dan di Kedung Rampal, Gedangan tim menemukan titik air pada kedalaman tanah 100 meter.
Dr. Ruuf Salah satu tim Prof. Adi menjabarkan jika penggunaan metode Geolistrik ini sudah cukup banyak dilakukan karena kemudahan dan menghemat biaya dibanding mengebor tanah langsung.
“Kita dapat melakukan investigasi terlebih dahulu, ketika sudah dilakukan dan ditemukan titik air maka kita dapat melanjutkan ke proses pengeboran,” ujar Dr. Ruuf
Sejauh ini alat Geolistrik dapat mengetahui keberadaan sumber air tanah, akuifer bebas, akuifer tertekan, dan akuitard. Namun masih belum bisa mendeteksi debit sumber air yang dimiliki. Sehingga diperlukan investigasi lebih lanjut untuk mengetahui hal tersebut.
Bersama dengan Dr, Ruuf, Faridah Aprilia salah satu dosen Geofisika UB menjelaskan bahwa program investigasi ini sangat bermanfaat bagi desa yang membutuhkan. Menurutnya terdapat beberapa titik desa yang termasuk dalam kategori kekeringan akibat kurangnya sumber mata air bersih.
“Beberapa dusun di sekitar Jabung Krajan seperti daerah Gunung Kunci dan Umpak termasuk dalam daerah yang kesulitan air, sehingga dengan adanya investigasi ini nantinya bisa ditemukan sumber air yang potensial agar masyarakat sektiar tidak lagi mengalami masalah kekurangan air bersih,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama Saiful Muslim, general manager Koperasi Agro Niaga (KAN) Jabung mengucapkan terimakasih untuk seluruh elemen yang membantu proses investigasi pengeboran air ini. Kegiatan penyediaan air ini merupakan program yang telah diupayakan sejak beberapa tahun kebelakang.
“Kami telah melakukan pengadaan air bersih lewat tangki mobil setiap tahunnya, karena hal ini sudah menjadi program tahunan yang dimiliki oleh KAN Jabung. Semoga dengan investigasi ini kedepannya kebutuhan air bersih dan peternakan masyarakat dapat terpenuhi.” terang Saiful.
Untuk pengeboran saat ini KAN Jabung berasama UB dan BMH sebagai tim pengeboran menyediakan 150 hingga 180 meter alat bor yang bisa digunakan.
BMH dan tim Universitas Brawijaya berharap dengan adanya metode geolistrik ini dapat lebih berguna untuk masyarakat yang membutuhkan. Karena bersifat non profit, masyarakat dapat menghubungi tim dengan mengirim surat kepada tim Dosen Geofisika Universitas Brawijaya untuk melakukan kerjasama. Sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat, diharapkan program ini dapat berlanjut serta memiliki peminat yang lebih besar, dan juga membawa manfaat jariyah untuk semua masyarakat. (fan