Kanal24, Malang – Universitas Brawijaya (UB) menggelar “Diskusi Kelompok Terarah Penggalian Nilai Sikap dan Perilaku Peninggalan Warisan Budaya Jawa Timur” dengan mengusung tema Globalizing Universitas Brawijaya: Sabda Luhur Brawijaya pada Rabu-Kamis (18-19/10/2023) di UBUD Hotel Malang.
Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama, dan Internasionalisasi UB, Andi Kurniawan S.Pi., M.Eng. D.Sc. menyampaikan bahwa prinsip Globalizing UB Project di era PT memiliki dua sisi. Sisi pertama, pihak UB mendatangkan kebaikan-kebaikan di dunia internasional di UB yang diwujudkan dalam bentuk adaptasi dan adopsi internasional akademik dan membuat ekosistem learning yang memberikan bekal kepada mahasiswa untuk masuk ke era Global Citizenship. Sisi kedua, mencari sesuatu yang unggul, unik, dan menarik di UB untuk ditawarkan ke dunia internasional untuk mendapatkan apresiasi.
“Acara ini adalah bagian dari usaha kita untuk mengeksplorasi dan mencari sesuatu yang sudah keren atau sesuatu yang sudah luhur yang ada di dalam budaya kita, yang bisa kita tawarkan untuk dunia. Sehingga, tagline-nya adalah from UB to the world,” ujar Andi.
Lebih lanjut, Andi menjelaskan bahwa salah satu fokus utama yang menjadi persoalan bangsa saat ini adalah treatment psikologis, seperti gangguan-gangguan mental atau distorsi mental menjadi satu persoalan yang dihadapi generasi sekarang. Kemudian, membangun bidang keilmuan pertama psikologi yang menggunakan nilai-nilai lokal dalam teknologi atau dalam metode treatment psikologi modern menjadi pengembangan bidang ilmu yang luar biasa menarik.
Andi juga mengungkapkan bahwa di UB mencoba untuk merumuskan nilai-nilai yang didasarkan ke filosofi kebrawijayaan. Pihak UB menyebutnya Brawijaya Value atau Nilai Brawijaya.
Nilai Brawijaya yang dimaksudkan sebenarnya ada nilai keluhuran. Karena konteks yang dibangun adalah Jawa Timur dan Universitas Brawijaya, maka pihak UB mencoba menyimbolkan. Sehingga, dapat lebih mudah dipahami dengan nilai-nilai tersebut. Lantas, langkah untuk menggelar kegiatan ini menjadi salah satu cara untuk memperkaya dan mensolidkan perumusan pendefinisian serta eksplorasi tentang nilai-nilai kebrawijayaan di UB.
Melihat dari budaya luhur bagi kemajuan moral suatu bangsa, Andi menanggapi bahwa jika dilihat dari akar dengan yang dilakukan UB di dunia pendidikan ada dua aspek, yaitu aspek pengajaran yang ilmu pengetahuannya diajarkan dan nilai kehidupan. Untuk nilai kehidupan membentuk karakter seseorang yang tidak boleh kehilangan dua relevansi, yaitu relevansi lokal dan resonansi individu.
Oleh karena itu, dengan sebuah keyakinan bahwa peradaban bangsa ini bukan dibentuk dalam waktu yang singkat dan bukan dalam proses yang sederhana, maka apa yang ada sekarang merupakan intisari kemuliaan dari peradaban.
Problematikanya, intisari kemuliaan peradaban tersebut mengalami distorsi budaya yang banyak datang dari luar negeri. Contohnya, ada fenomena yang menarik menurut pandangan Andi bahwa bagaimana distorsi budaya ini justru membuat generasi muda menjadi jauh dari nilai kemuliaan.
Melihat yang terjadi, maka tidak hanya menjadi tanggung jawab UB tetapi juga tanggung jawab seluruh komponen masyarakat bagaimana menjaga nilai kemuliaan ini dengan menghidupkannya di karakter anak bangsa dan ini menjadi salah satu hakikat dari pendidikan yang akan dibangun oleh UB.
Oleh karena itu, Andi mengapresiasi kegiatan ini. Karena menurutnya, kegiatan-kegiatan terkait dengan bagaimana menggali nilai-nilai budaya luhur yang dibungkus dengan tema “Sabda Leluhur Brawijaya” adalah inti dari membumikan pendidikan karakter yang diharapkan oleh UB.
“Harapan kami dari kegiatan-kegiatan ini tidak saja kita bisa merangkum serta mengeksplorasi nilai budaya, tetapi juga kita bisa membangun network untuk menjaga itu semua. Karena sekali lagi, ini adalah amanat pendidikan dan bersama-sama bisa mengglobalkan atau menunjukkan ini untuk dunia, kemuliaan peradaban lokal untuk kemuliaan peradaban dunia dan kaitannya,” pungkas Andi. (nid/skn)