KANAL24, Malang – Pekan kedua pelaksanaan kuliah online, kanal24.co.id mewawancarai salah satu dosen Universitas Brawijaya yang juga menerapkan sistem tersebut, yaitu Ayu Kusumastuti, S.Sos., M.Sc dosen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UB. Menurutnya, ada kelebihan dan kekurangan pelaksanaan kuliah online ditengah-tengah pandemi Covid-19 ini.
Kelebihan pelaksanaan kuliah secara daring/online adalah baik bagi dosen maupun mahasiswa dituntut untuk “melek” akan aplikasi pembelajaran online apa saja yang tersedia. Dosen dan mahasiswa mau tidak mau harus bisa mengoperasikan software dan hardware, bisa memproduksi konten digital, sehingga keduanya menjadi lebih kreatif.
“Dengan pelaksanaan kuliah online ini, saya rasa ada peningkatan literasi digital baik bagi dosen maupun mahasiswa. Kita dituntut harus bisa menggunakan aplikasi pembelajaran dan harus kreatif mempresentasikan materi supaya lebih menarik,” terangnya Kamis (26/3/2020)
Untuk kuliah online ini, Ayu menggunakan aplikasi Google Classroom dan Google Meet. Sistem pengoperasionalan Google classroom dinilai lebih mudah dipahami baik untuk dosen maupun mahasiswa. Sedangkan untuk Google meet digunakan untuk presentasi tugas secara langsung.
“Kalau kekurangan dari kuliah online ini, yang pertama karena kuliah online dilakukan di rumah atau kos, sehingga aktifitas tidak 100 persen fokus ke kuliah, ada aktifitas lain yang juga dikerjakan yang menyebabkan konsentrasinya tidak sepenuh waktu kuliah kelas. Kedua, permasalahan soal tidak stabilnya koneksi internet mahasiswa yang terkadang menyebabkan mahasiswa tersebut sering ijin telat mengikuti kelas,” jelas Ayu.
Berkaca dari pelaksanaan kuliah online tersebut, ada beberapa hal yang perlu dibenahi seperti menyediakan panduan yang lebih detail, lebih komprehensif, dan lebih mudah sehingga dosen dan mahasiswa punya panduan yang sama. Hal ini untuk mengurangi miskomunikasi dalam proses pembelajaran online. (meg)