Kanal24, Malang – Mahasiswi dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya, Wulan Anjenita Kurniati mengatakan bahwa masyarakat yang telah memiliki edukasi terkait sampah telah melek sampah, namun sebagian lainnya yang belum teredukasi masih belum sadar akan dampak dari sampah yang mereka hasilkan. Hal ini yang mendasari Wulan Anjenita Kurniati bersama 3 teman lainnya membuat dan mengembangkan aplikasi bank sampah yang diberi nama HerAi.
Wulan menyampaikan alasan dibalik membuat aplikasi HerAi karena jumlah sampah di Indonesia semakin meningkat dan kebanyakan masyarakat hanya mencampurkan semua jenis sampah lalu dibakar tanpa mengetahui dampaknya terhadap lingkungan.
“Jadi, dari aplikasi HerAi, kita bisa mengkategorikan tiga kategori sampah, yaitu daur ulang, tidak dapat didaur ulang, dan organik. Dan untuk daur ulang, kita bisa mendistribusikan atau menjualnya ke bank sampah mitra,” terang Wulan saat ditemui Kanal pada hari Rabu (16/11/2022).
Wulan Anjenita Kurniati, Mahasiswa FILKOM UB, Ketua Tim HerAi (Fauzi/newspoint)
Sampah anorganik seperti plastik akan sulit terurai dan menjadi polusi pada tanah. Namun, dengan aplikasi bank sampah digital, HerAi, Wulan dan timnya mengajak masyarakat untuk mengedukasi mereka sadar mengenai pemilahan sampah. Selain itu, masyarakat dapat menjadikan sampah bernilai ekonomis dengan menjual sampah berkategori “Daur Ulang” ke bank sampah mitra melalui sistem pick-up dan drop-off
Aplikasi HerAi sendiri memiliki tiga fitur utama, yaitu pilih sampah ke 3 kategori, pick-up dan drop-off, sertaHerAi Coin.
Pengguna HerAi tidak perlu khawatir kesulitan memilah sampah karena HerAi memiliki fitur pendeteksi sampah. Pengguna cukup mengarahkan kamera smartphone ke sampah dan fitur HerAi secara otomatis akan mengetahui sampah tersebut masuk dalam kategori mana. Selain itu, HerAi juga memberikan fitur GMaps untuk mengetahui lokasi bank sampah mitra HerAi.
Aplikasi bank sampah digital yang memudahkan pengguna ini diikutkan dalam Project Inkubasi dari Bangkit Academy 2022 yang didukung oleh Google, Goto, dan Traveloka, serta mendapatkan pendanaan 140 juta dari Google dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
“Aplikasi ini bisa digunakan secara individu maupun kelompok seperti instansi. Mereka bisa menabung sampah.” kata Wulan.
Saat ini, HerAi sudah memiliki bank sampah mitra, yaitu Bank Sampah Malang Raya dan Batu setelah melakukan survey ke bank sampah tersebut. Selain itu, mereka bersama bank sampah mitra juga sudah melakukan Forum Group Discussion (FGD) beberapa kali untuk menguatkan dan mematangkan kerjasama HerAi dan bank sampah mitra.
“Untuk temen-teman, terutama anak muda sekarang yang cukup dikenal konsumtif, jangan buang sampah sembarangan karena sekarang ada aplikasi HerAi. Download, instal, dan gunakan, khususnya yang di Malang Raya, kalian bisa menghasilkan cuan melalui aplikasi HerAi,” tutup Wulan. (nid)