KANAL24, Jakarta – PT Hutama Karya (HK) akan membangun dry port di sekitar pelabuhan Panjang dan Bakauheni – Lampung. Dry port ini diharapkan bisa menjadi penopang bagi aktifitas bongkar muat di pelabuhan – pelabuhan yang ada di kawasan Sumatra.
Dengan begitu dapat mengurangi waktu dwelling time sehingga bisa menghemat cost logistic terutama dalam aktifitas ekspor – impor.
Direktur Utama HK, Bintang Perbowo, menyatakan bahwa master plan rencana pembangunam dry port ini sedang digodog oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Skemanya dry port sementara ini direncanakan berdampingan dengan tol Trans Sumatra. Diharapkan dry port juga bakal mendorong peningkatan trafik kendaraan yang melintas di tol Trans Sumatra.
“Secara rinci belum bisa kita sampaikan karena masih digarap oleh Bappenas. Saat ini belum dipastikan tanah mana yang dapat izin pembebasan, kalau dirinci sekarang nanti kesulitan,” kata Bintang dalam ngobrol-ngobrol bersama media di Kementerian BUMN , Kamis (5/9/2019).
Dalam pengadaan tanah dan juga pembangunan dry port di kawasan Pelabuhan Panjang, HK menggandeng PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II Persero dan PT Perkebunan Nusantara ( PTPN ) VII Persero. Tanah yang akan dialokasikan HK untuk proyek dry port ini sekitar 20 hektar (ha). Kemudian nantinya akan digabung dengan tanah milik PTPN VII seluas 200 – 500 ha.
“Nanti juga akan kita kembangkan destinasi baru pariwisata karena di sana tidak ada pariwisata yang bagus. Sistem kerjasamanya KSO (Kerjasama Operasi) ada Pelindo II, PTPN VII dan HK. Dalam pembangunan kawasan itu kita mungkin akan undang investor untuk bangun fasilitas dan lainnya,” sambung Bintang.
Sementara untuk dry port di Bakauheni, HK akan menggandeng PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) dan Pemerintah Daerah (Pemda). Dalam rencana proyek dry port ini, HK akan menyediakan lahan seluas 80 ha dan pemda sekitar 60 ha.
“Kita kerjasama bertiga untuk bangun industrial estate juga di sana, tapi bukan pabrik besar, hanya industri-industri yang fast moving,” pungkasnya. (sdk)