KANAL24, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan berpeluang konsolidasi melanjutkan penguatan pada pekan depan (30 November hingga 4 Desember). Ada sejumlah sentimen yang mungkin mempengaruhi pergerakan IHSG pada pekan pertama Desember 2020 tersebut.
Direktur Anugerah Mega Investama, Hans Kwee, IHSG berpeluang konsolidasi melanjutkan penguatan pada pekan depan. Namun, Hans mengakui IHSG mulai sangat berisiko mengalami aksi ambil untung mengingat kenaikan yang hampir tanpa koreksi berarti.
” IHSG kemungkinan bergerak dengan support di level 5.669 sampai 5.427 dan resistance di level 5.800-5.900,” kata Hans dalam keterangan resmi, di Jakarta, Minggu (29/11/2020).
Sejumlah sentimen yang mungkin mendorong penguatan IHSG adalah Presiden Donald Trump mengatakan jika Electoral College memilih Biden, dia akan meninggalkan Gedung Putih. Tetapi Trump masih bertahan pada pendiriannya mengenai penipuan dalam pemilu, yang sejauh ini belum disertai bukti-bukti memadai.
Namun pemerintahan Presiden Donald Trump menyediakan sumber daya federal bagi tim Presiden terpilih Joe Biden untuk transisinya ke Gedung Putih.
“Hal ini membuka jalan transisi ke Biden berlangsung dengan mulus. Seiring turunnya risiko politik AS akibat konflik pemilu, berhasil menjadi katalis positif yang mendorong kenaikan pasar saham,” ujar Hans.
Faktor kedua adalah saat ini pasar keuangan sangat optimistis dengan skenario vaksin tersedia secara bertahap tahun depan dan ekonomi kembali normal.
“Kehadiran vaksin membuat pasar saham sangat optimistis akan pemulihan ekonomi akan segera terjadi,” jelas Hans.
Ketiga, rilis risalah Rapat Dewan Gubernur Federal Reserve yang dilaksanakan pada Oktober menunjukkan adanya diskusi mengenai bagaimana caranya untuk menambah kebijakan moneter akomodatif dalam rangka membantu proses pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Pejabat The Fed berupaya menyediakan lebih banyak akomodasi bagi ekonomi agar pemulihan dari pandemi virus korona terus berlanjut. The Fed juga melihat adanya potensi kenaikan risiko terganggunya proses pemulihan ekonomi akibat naiknya kasus infeksi Covid-19 di Amerika.
“Tambahan stimulus moneter tentu menjadi sentimen positif bagi pasar keuangan,” ujar Hans.
Terakhir, kepercayaan investor asing terhadap prospek ekonomi Indonesia meningkat seiring perkembangan vaksin Covid-19 dan terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden di Amerika Serikat.
Hal ini ditambah IMF mengakui dari kelompok G-20 pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 adalah yang terbaik kedua setelah China. Data menunjukkan sejak 1 Oktober 2020 ada aliran dana gabungan senilai USD48 miliar masuk ke sembilan bursa saham, yakni Jepang, India, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Vietnam.
“Optimisme investor ritel ditambah aliran dana asing membuat IHSG terlihat menguat dari awal Oktober sampai saat ini,” tutur Hans.(sdk)