KANAL24, Jakarta – Indeks Tendensi Bisnis (ITB) pada triwulan III 2019 melambat. Pada periode tersebut nilai ITB 105,33 atau lebih kecil jika dibandingkan triwulan II 2019 sebesar 108,81. ITB yang lebih rendah ini juga disertai oleh penurunan tingkat optimisme dari pelaku usaha.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto mengatakan komponen pembentuk ITB pada periode tersebut adalah dari pendapatan usaha sebesar 106,92 poin, penggunaan kapasitas usaha 107,56 poin dan rata-rata jumlah jam kerja sebesar 101,51 poin. Sementara itu kondisi bisnis dan tingkat optimisme tertinggi terjadi pada kategori lapangan usaha listrik dan gas sebesar 116,67 poin. Kemudian jasa pendidikan sebesar 115,22 poin dan jasa keuangan serta asuransi 114,71 poin.
Sementara tingkat bisnis dan optimisme yang rendah terjadi pada administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 98,81 poin. Kemudian dari real estate 100,44 poin dan pertambangan serta galian 101,14 poin. Diperkirakan ITB pada triwulan IV 2019 kembali akan mengalami perlambatan di level 104,79 poin.
“ITB pada triwulan III 2019 nilainya 105,33 jadi masih di atas 100 berarti masih bagus. Tetapi tingkat optimisme pelaku bisnisnya turun dibanding kuartal II 2019,” kata dia di kantornya, Selasa (5/11).
Sementara itu indeks tendensi konsumen (ITK) pada periode triwulan III 2019 sebesar 101,03 yang juga melambat jika dibandingkan dengan triwulan II 2019 sebesar 125,68 poin. Nilai ITK tertinggi terjadi di Nusa Tenggara Timur sebesar 114,89 poin. Dan nilai ITK terendah yaitu di Riau sebesar 96,13 poin.
Adapun komponen pembentuk ITK diukur dari pendapatan sebesar 100,39 poin. Sementara pengaruh inflasi terhadap konsumsi sebesar 102,70 poin dan dari volume konsumsi 100,42 poin.
“Kita perkirakan di triwulan IV 2019 nanti, nilai ITK sedikit meningkat jadi 103,80 poin dengan perkiraan pendapatan di level 108,09 poin dan rencana pembelian barang tahan lama, rekreasi dan pesta 96,27 poin,” pungkas dia. (sdk)