KANAL24, Malang – Ketahanan kesehatan nasional adalah pilar bangsa. Adanya penyebaran penyakit menular seperti Covid-19 yang saat ini tengah terjadi dan menimbulkan masalah kekhawatiran banyak negara di seluruh dunia, karena berdampak pada stabilitas keamanan dalam maupun luar negeri bukan menjadi penghalang untuk selalu berpikir rasional. Demikian penyataan dari Menteri Kesehatan RI Letjen TNI (Pur.) Dr. Dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad (K) pada kuliah Umum di Universitas Brawijaya (28/2/2020).
Pada tahun 2007, Indonesia telah menerapkan International Health Regulations (IHR) 2005 dari WHO. Proses penilaian oleh WHO ini untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan terhadap kapasitas inti yaitu legislasi dan kebijakan, koordinasi, surveilans, kesiapsiagaan, respons, komunikasi risiko, sumber daya manusia dan laboratorium, hasilnya masih diperlukan peningkatan kapasitas melaui pendekatan multisektor dengan penekanan pada pintu masuk negara.
Kemudian tahun 2017, Indonesia secara sukarela meminta WHO untuk menilai terkait implementasi IHR melakui instrument WHO Joint External Evaluation tools (WHO-JEE tools). Hasilnya, Indonesia sudah siap meskipun masih dibutuhkan penguatan. Dari penilaian tersebut, WHO menyarankan Indonesia untuk membentuk tim ahli National Action Plan for Health Security (NAPHS).
“Tahun 2018, Indonesia mulai menyusun dan mengembangkan NAPHS yang difinalisasi menjadi sebuah dokumen dan diluncurkan pada 20/12/2019. Hasil penilaian, memperlihatkan Indonesia telah mencapai score 3,15 dari skala 5, yang artinya Indonesia sudah memiliki kapasitas untuk menghadapi pandemi namun masih perlu penguatan,” jelas mantan ketua World International Committee of Military Medicine (ICMN) tersebut.
Lanjutnya, Indonesia sebagai megadiversity ke dua di dunia, dalam menyiapkan kapasitas negara menghadapi penyakit bukanlah semata untuk memenuhi kesepakatan global, tetapi merupakan kebutuhan nasional. Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk berpikir secara rasional sehingga bisa menghadapi paranoid yang banyak menyebar melalui informasi yang tidak seimbang.
“Kita sudah melakukan pencegahan sesuai dengan tools yang diberikan WHO, artinya pencegahan yang kita lakukan sudah sesuai standard, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir terhadap penyakit yang menjadi pandemi dunia. Selain itu, pencegahan terhadap masuknya Covid-19 juga dilakukan dengan mengamankan 132 pintu masuk darat, laut, maupun udara,” imbuh Terawan.
Pemerintah juga mengajak masyarakat untuk terus menggalang gerakan hidup sehat untuk meningkatkan imunitas tubuh utamanya melaui cuci tangan, kemudian olahraga, makan makanan dengan gizi seimbang serta jangan lupa istirahat yang cukup.
Mencermati situasi yang terjadi saat ini, Terawan mengharapkan seluruh civitas akademika dan mahasiswa UB memaksimalkan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dari segi pendidikan, memberikan sosialisasi dan simulasi penanganan pandemi serta pengetahuan ketahanan kesehatan global. Lalu, dari segi penelitian dan pengembangan diharapkan dapat meningkatkan riset dan pengembangan kapasitas nasional untuk mencegah, mendeteksi, dan merespon secara cepat berbagai penyakit yang menyebabkan kedaruratan kesehatan masyarakat. Sedangkan, dari segi pengabdian kepada masyarakat, diharapkan dapat berperan aktif mendukung Pemerintah khususnya Pemda untuk menyusun dan melaksanakan rencana aksi daerah untuk ketahanan kesehatan global. (meg)