KANAL24, Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebut bahwa industri makanan dan minuman (mamin) menjadi andalan untuk menekan defisit perdagangan. Pasalnya kontribusi industri ini terhadap total ekspor tetap tinggi. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan angka defisit perdagangan sejak Januari – September 2019 mencapai USD1,95 miliar.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) (Kemenperin), Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan ekspor produk mamin hingga periode September 2019 menyentuh level USD20 miliar. Sektor ini berkontribusi lebih dari sepertiga atau 36,49 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) industri pengolahan non-migas hingga triwulan III tahun 2019.
“Bila melihat data, ekspor industri mamin saat ini cukup besar, dan ekspornya juga nomor satu. Angka ekspor mamin hingga September 2019 hampir mencapai USD20 Miliar,” kata Sigit di Jakarta, Senin (25/11/2019).
Sigit mengungkapkan, industri mamin menjadi salah satu prioritas dalam Making Indonesia 4.0 karena secara terus menerus selalu tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi. Seperti diketahui sektor ini pada triwulan III 2019 tumbuh mencapai 7,72 persen, sementara ekonomi tumbuh 5,04 persen.
“Dengan sedikit dorongan, pertumbuhan ekonomi kita dapat lebih bagus lagi, karena 55 persen dari struktur ekonomi kita didukung oleh konsumsi dalam negeri, sehingga kita masih punya kesempatan lebih besar lagi,” terangnya.
Saat ini produk mamin yang diproduksi di Tanah Air banyak digemari di beberapa negara lain, misalnya mi instan yang sangat digemari di negara-negara Afrika. Sehingga, untuk meningkatkan ekspor sektor mamin, pemerintah terus menjajaki pasar Amerika Serikat, Jepang, Eropa, serta pasar-pasar non-tradisional.
Upaya mendorong pertumbuhan sektor itu antara lain dengan aktif menciptakan iklim investasi yang kondusif. Sampai dengan triwulan III tahun 2019, realisasi investasi untuk sektor mamin mencapai Rp25,81 triliun untuk Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN ) dan USD984,26 juta untuk Penanaman Modal Asing (PMA).
Pemerintah, kata Sigit, juga terus mendorong sekaligus memfasilitasi promosi produk industri mamin, salah satunya melalui pameran industri di luar negeri yang dinilai bisa menjadi wahana pendorong bagi para pengusaha di bidang industri mamin untuk memperkenalkan produk, kualitas dan citra merek serta memperoleh berbagai masukan serta keinginan dari pelanggannya.
“Upaya tersebut diharapkan mampu memperluas jangkauan ekspor produk mamin yang diproduksi di Tanah Air,” ungkap Sigit. (sdk)