Kanal24, Malang – China tengah menghadapi lonjakan kasus influenza A dan Human Metapneumovirus (HMPV), dua virus yang menyerang sistem pernapasan. Fenomena ini menjadi perhatian di negara-negara dengan empat musim, terutama saat musim dingin dan semi. Pakar Virologi Universitas Brawijaya, dr. Andrew William Tulle, memberikan penjelasan mendalam tentang karakteristik, risiko, dan upaya pencegahan kedua virus ini.
Apa Itu Influenza A dan HMPV?
Influenza A merupakan salah satu jenis virus influenza yang telah ada sejak lama. Virus ini pertama kali menjadi perhatian dunia pada tahun 1918 saat pandemi flu Spanyol. Influenza terbagi menjadi empat tipe utama: A, B, C, dan D, tetapi hanya tipe A dan B yang kerap menyebabkan epidemi musiman. “Di negara-negara empat musim, kasus influenza cenderung melonjak pada musim dingin hingga semi. Ini terjadi karena kondisi cuaca yang mendukung penyebaran virus,” jelas dr. Andrew.
Sementara itu, HMPV adalah virus respiratoris dari keluarga Paramyxoviridae yang pertama kali terdeteksi pada tahun 2001 di Belanda. Virus ini sering menyerang anak-anak, terutama usia di bawah lima tahun, dengan prevalensi kasus sekitar 12%. “Meski berbeda keluarga dengan influenza, HMPV juga menunjukkan pola musiman serupa,” tambahnya.
Gejala dan Dampak Kesehatan
Kedua virus ini dapat menyerang saluran pernapasan atas maupun bawah. Infeksi saluran pernapasan atas biasanya menyebabkan gejala ringan seperti batuk, pilek, demam, dan nyeri tenggorokan. Namun, infeksi yang mencapai saluran pernapasan bawah dapat memicu komplikasi serius seperti pneumonia, sesak napas berat, bahkan risiko kematian pada kelompok rentan.
“Resiko terberat influenza adalah gangguan pernapasan akut hingga kematian, terutama pada lansia dan individu dengan gangguan imun. HMPV, di sisi lain, sering memicu asma pada penderita dengan riwayat penyakit paru kronis. Pada anak-anak, HMPV menjadi salah satu penyebab utama rawat inap akibat infeksi berat,” jelas dr. Andrew.
Pencegahan dan Pengobatan
Pencegahan utama untuk kedua virus ini adalah menjaga kebersihan. “Transmisi biasanya terjadi melalui droplet saat batuk atau bersin, kontak tangan, dan permukaan benda seperti meja atau gagang pintu. Oleh karena itu, kebersihan tangan dan lingkungan sangat penting,” ujar dr. Andrew. Penggunaan masker juga efektif untuk mencegah penyebaran.
Untuk influenza, vaksinasi tahunan menjadi langkah preventif utama karena virus ini terus bermutasi, sehingga vaksin perlu diperbarui setiap tahun. Selain itu, obat antivirus seperti oseltamivir tersedia untuk pengobatan. Sementara itu, HMPV belum memiliki vaksin maupun obat spesifik, sehingga pengobatan bersifat suportif, seperti pemberian antipiretik untuk demam dan decongestan untuk pilek.
Pelajaran dari Pandemi COVID-19
Selama pandemi COVID-19, kasus HMPV menurun drastis karena penerapan protokol kesehatan yang ketat, seperti penggunaan masker dan cuci tangan rutin. Namun, setelah kebiasaan tersebut mulai longgar, kasus HMPV kembali meningkat. “Kita harus mengambil pelajaran dari pengalaman ini. Kebiasaan menjaga kebersihan adalah kunci pencegahan,” ungkap dr. Andrew.
Meskipun influenza A dan HMPV dapat diatasi dengan langkah preventif yang tepat, masyarakat perlu tetap waspada, terutama bagi kelompok rentan. Gejala awal yang mirip flu biasa tidak boleh diabaikan. Jika gejala memburuk, segera konsultasikan dengan tenaga medis untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Dengan menjaga kebersihan dan menerapkan langkah-langkah pencegahan sederhana, kita dapat melindungi diri dan orang-orang di sekitar kita dari ancaman kedua virus ini. (din)