Kanal24 – Malang, Mahasiswa, khususnya mahasiswa vokasi didesain oleh kurikulum untuk siap menghadapi dunia kerja. Namun, apakah kerjaan siap menampung mahasiswa? Terlebih, Indonesia akan menghadapi bonus demografi pada tahun 2030-2040. Jika kapasitas peluang kerja tidak memadai, bonus demografi ini hanya akan menjadi bumerang. Lantas sebaiknya bagaimana kaum milenial dan gen Z menghadapi krisis ini?
Untuk mendorong penguatan ekonomi bangsa, pemerintah sedang gencar-gencarnya memacu pertumbuhan UMKM sekaligus meningkatkan produktivitas dan daya saingnya di era revolusi industri 4.0. Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UKM di tahun 2022, rasio kewirausahaan di dalam negeri masih berada di angka 3,47 persen dari total populasi penduduk. Jumlah ini tentunya kalah jauh dari negara-negara ASEAN. Misalnya, Singapura rasio wirausahanya sudah mencapai 8,76 persen, Thailand 4,26 persen dan Malaysia mencapai 4,74 persen.
Guna mempercepat laju pertumbuhan wirausaha, pemerintah telah membuat berbagai kebijakan strategis, salah satunya adalah program kewirausahaan di kalangan mahasiswa. Mahasiswa sebagai agen masa depan tentunya dituntut untuk berperan aktif dalam upaya penguatan ekonomi bangsa. Untuk inilah Kemendikbud Ristek melalui Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) meluncurkan program baru yang disebut Wirausaha Merdeka. Program ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk terjun langsung menghasilkan produk yang memiliki daya guna dan bernilai ekonomi.
Melalui program Wirausaha Merdeka, mahasiswa berpeluang mengasah softskillnya di banyak bidang seperti entrepreneurship, komunikasi, teamwork, dan masih banyak lainnya. Di sini mahasiswa memperoleh pengalaman berbisnis dengan didampingi mentor-mentor yang berpengalaman dan benar-benar tahu bagaimana cara mengembangkan bisnis secara nyata. Selain pengalaman, mahasiswa juga bisa memperluas networking dan memperbanyak koneksi orang dalam karena mendapat kesempatan bertemu langsung dengan pakar yang sudah malang melintang di dunia bisnis.
Dengan program Wirausaha Merdeka, mahasiswa ditempa untuk mengembangkan entrepreneurial mindset atau pola pikir yang dimiliki oleh seorang wirausaha. Mindset ini dibentuk supaya mahasiswa berani menghadapi ketidakpastian dan tidak berusaha menghindarinya, serta belajar lewat sesuatu yang datangnya dari pengambilan risiko. Prinsip yang dipegang oleh wirausahawan adalah fokus mengejar peluang dan berorientasi pada aksi, bukan hasil. Berbagai macam pelajaran berharga yang didapat di luar kampus ini dapat dikonversi atau disetarakan ke dalam SKS (Satuan Kredit Semester). Sehingga mahasiswa tidak perlu khawatir tinggal kelas karena ketinggalan jatah perkuliahan.
Sejalan dengan skema program Kemendikbud Ristek tersebut, Universitas Brawijaya menjadi salah satu perguruan tinggi yang memperoleh subsidi sebesar 6 miliar rupiah. Subsidi akan dianggarkan untuk menunjang jalannya program Wirausaha Merdeka di lingkup UB. Tidak sampai di situ, UB secara mandiri turut mendukung pengembangan wirausaha di kalangan mahasiswa dengan mengalokasikan biaya 1,5 miliar rupiah untuk memfasilitasi mahasiswa yang ingin mulai berbisnis dan membangun startup. Tidak ketinggalan, UB juga membangun BIIW ( Badan Inovasi dan Inkubator Wirausaha ) yang bertugas menyediakan pelayanan penumbuhan wirausaha baru dan penguatan akses teknologi kepada mahasiswa, dosen, dan civitas akademik sebagai mitra usahanya.
Berbagai program telah dicanangkan demi mendorong mahasiswa menjadi wirausaha. Hal ini ditujukan agar nantinya mereka tidak luntang-lantung mencari pekerjaan di perusahaan-perusahaan. Melainkan, agar mereka bisa mandiri, mengimplementasikan ilmu, pengalaman, dan ide-ide kreatif mereka untuk membangun perusahaan sendiri dan membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain. Dengan ini harapannya, mahasiswa mampu berdikari hingga memiliki kapabilitas untuk memberdayakan masyarakat.
Pemerintah antar berbagai kementrian bahu-membahu untuk membangkitkan ketahanan ekonomi melalui penguatan UMKM. Kampus sebagai wadah pembentukan karakter dan pengembangan diri kaum muda juga telah menyediakan beragam fasilitas yang menopang kemajuan wirausaha di lingkup mahasiswa. Nah sekarang takdir berada di tangan mahasiswa, apakah mahasiswa mampu memanfaatkan peluang ini secara maksimal atau tidak? (riz)