Seorang muslim adalah seorang yang telah memilih jalan sukses dan bahagia untuk selamanya karena hanya dengan islam lah kebahagiaan itu dapat di peroleh. Islam adalah jalan hidup yang ideal dan sempurna (way of life). Semua persoalan dan urusan telah diatur dalam islam melalui pedoman utamanya yaitu alquran dan alhadist. Jika seseorang menginginkan kebahagiaan dunia dan akhirat maka ikutilah jalan sukses yang telah pernah dilalui oleh mereka yang telah menapaki sukses di masa sebelumnya.
Terdapat lima dasar jalan sukses bagi seorang muslim, yang kita sebut dengan asaasul khamsah. Antara lain, Pertama, kesediaan menetapkan landasan hidup dengan membangun keyakinan yang kuat tak tergoyahkan bahwa hanya Allah sebagai satu-satuNya yang layak disembah dan meyakini bahwa Nabi Muhammad saw adalah utusan Allah. Inilah kalimat persaksian atau deklarasi diri seorang muslim. Pada kalimat deklarasi ini memiliki konsekwensi bahwa seseorang hanya percaya dan beribadah hanya pada Allah swt. Konsekwensi lainnya adalah bersedia loyal pada segala apapun yang ditetapkan oleh baik berupa dasar keimanan, keislaman hingga aturan aturannya. Keimanan yang kuat percaya bahwa Allah mengawasi setiap apapun perbuatan kita, ada malaikat yang mencatatnya serta ada Rasul yang membawa kitab petunjuk ssbagai pedoman hidup hingga percaya bahwa ada hari akhir sebagai masa pertanggungjawaban semua amal serta bahwa baik buruk semuanya telah ditetapkan olehnya yang kita harus bersedia pasrah tawakkal dan bersabar serta berusaha maksimal mewujudkan yang terbaik.
Kedua adalah bersedia dengan konsisten mengikuti jalan yang telah digariskan oleh Nabi (ittiba’) pada nabi sebagai tanda kecintaan kepadanya. Karena cinta pada nabi adalah jalan keselamatan sebagai wujud cinta kita kepada Allah swt. Sebagaimana Firman Allah swt
قُلۡ إِن كُنتُمۡ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِي يُحۡبِبۡكُمُ ٱللَّهُ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۚ وَٱللَّهُ غَفُورٞ رَّحِيمٞ
Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS Ali ‘Imran, Ayat 31)
Kecintaan pada Allah haruslah diwujudkan dengan mencintai nabi berupa mengikuti risalahnya dan mengikuti jalannya. Mencintai rasul selain sering menyebut namanya juga haruslah mencintai segala apa yang dicintai oleh nya. Termasuk mencintai keluarga nabi, sahabatnya dan para penerusnya yaitu para ulama dan orang orang yang setia dijalannya serta ummat nabi yang dicintainya.
Ketiga, bersedia menetapkan standar hidupnya berdasarkan pada standar ilahi sebagai pencipta diri kita. Karena hanya Allah swt yang layak untuk membuat aturan bagi diri manusia (makhluk ciptaan) sebab Dia Allah adalah pencipta. Bagaimana mungkin suatu ciptaan (produk ciptaan) menggunakan aturan dari selain yang memproduksinya? Ibarat jika sesuatu menggunakan aturan dan prosedur dari selain pabrik yang menciptanya maka dijamin pasti akan terjadi masalah besar yang bahkan berujung pada kerusakan. oleh karena itu jika suatu produk tertentu ingin aman, nyaman dan terus terjaga kenyamanannya dan tidak mudah rusak maka haruslah mengikuti aturan (manual book) dari produsennya sendiri. Demikian pula dengan manusia, sebagai ciptaan Allah swt jika ingin aman, tentram dan selamat maka harus bersedia mengikuti dan terikat dengan aturan sang pencintanya , Dialah Allah swt.
Keempat adalah bersedia mengikuti jalan yang pernah dilalui Apa jalan utama nabi yaitu berdakwah, mengajak orang kepada kebaikan dan mencegah orang dari kemungkaran. Karena jika seseorang ingin mulia hidupnya maka ikutilah jalan kemuliaan yang dilalui orang-orang mulia, itulah jalan dakwah. Sebagaimana Firman Allah:
كُنتُمۡ خَيۡرَ أُمَّةٍ أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِۗ وَلَوۡ ءَامَنَ أَهۡلُ ٱلۡكِتَٰبِ لَكَانَ خَيۡرٗا لَّهُمۚ مِّنۡهُمُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَأَكۡثَرُهُمُ ٱلۡفَٰسِقُونَ
Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik. ( Ali ‘Imran, Ayat 110)
Jika seseorang ingin menjadi pribadi yang terbaik maka lakukan dakwah yaitu mengajak orang kepada jalan Allah. Mengajak berarti menjadikan dirinya teladan yang terlebih dahulu melakukan dan memberikan contoh kebaikan. Karena Allah amatlah murka kepada siapa saja yang menyeru sementara dirinya tidaklah melakukannya. Penyeru adalah seorang yang telah mengawali langkah kebaikan. Menjadi penyeru berarti berkomitmen menjadi pengawal sebuah kebaikan.
Kelima adalah berperilaku dengan menggunakan akhlaq yang telah diteladankan oleh nabi Muhammad, itulah akhlaq al quran. Tidak apa satupun orang yang dapat mempraktekkan secara utuh semua apa yang digariskan oleh Alquran baik isi dan akhlaqnya kecuali Rasulullah saw. Sehingga Nabi adalah contoh sempurna akhlaq alquran yang patut diteladani. Akhlaq adalah mahkota seorang muslim. Akhlaq adalah misi utama dari kenabian. Yaitu menyempurnakan akhlaq manusia agar luhur dan agung. Baik dalam hubungannya dengan Sang Pencipta, manusia lainnya (orang tua, guru, senior, yunior, orang lain dan lain sebagainya), lingkungan dan alam semesta hingga dalam hubungannya dengan dirinya sendiri. Tanpa akhlaq maka hilanglah kemuliaan manusia. Akhlaq adalah jalan hidup bagi mereka yang ingin meraih kemuliaan. Tanpa akhlaq maka sehebat apapun kompetensi yang dimiliki oleh manusia akan menjadi tidak bermakna. Karena akhlaq adalah puncak kehormatan diri manusia.
Semoga kita selalu dibimbing oleh Allah swt untuk terus istiqomah berada dalam jalanNya yang lurus dan Allah swt meridhoi diri kita. Aamiiin…
KH. Akhmad Muwafik Saleh dosen FISIP UB, penulis produktif, pengasuh pondok pesantren mahasiswa Tanwir al Afkar