Kanal24, Malang – Dr. KH. Romo R. Muhammad Syafi’i, SH., M. Hum, Wakil Menteri Agama Republik Indonesia, menyampaikan kuliah tamu bertajuk “Asta Cita Mendorong Pendidikan yang Inklusif untuk Mewujudkan Indonesia Emas 2045” di Gedung Widyaloka UB pada Rabu (12/02/2025). Dalam paparannya, ia menekankan bahwa inklusivisme yang bersumber dari Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 adalah kunci untuk mencapai Indonesia Emas 2045.
Romo Syafi’i menjelaskan bahwa Pancasila dan UUD 1945 telah meletakkan dasar-dasar inklusivisme yang kemudian dikonkritkan oleh Presiden Prabowo dalam Asta Cita. Menurutnya, batasan inklusivisme hanya Pancasila dan UUD 1945, sehingga segala upaya yang dilakukan harus selaras dengan nilai-nilai luhur bangsa tersebut.
Baca juga:
FISIP UB dan Kemenag Gelar Dialog Moderasi Beragama
Kuliah Tamu FH UB Bahas Perkembangan Peradilan Tata Usaha Negara

“Sejauh mana inklusivisme mampu mempercepat terwujudnya Generasi Emas 2045? Misalnya di bidang politik, sepanjang itu mendasar pada hak asasi manusia, maka kita akan berada di posisi itu. Kita setuju dengan demokrasi sepanjang dalam bingkai demokrasi. Di bidang ekonomi, kita tidak memblok, tidak liberal, tidak sosialis, tapi ekonomi kita ekonomi Pancasila,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa ekonomi Pancasila disebut inklusif karena tidak mempermasalahkan bentuk apapun sepanjang tidak bertentangan dengan Ketuhanan, kemanusiaan, tidak memecah persatuan, tidak menghilangkan asas kebersamaan, dan fokus untuk menciptakan keadilan sosial.
Dalam bidang sosial budaya, Romo Syafi’i juga menekankan pentingnya inklusivisme. Menurutnya, Indonesia tidak asing dengan berbagai budaya, dan hal tersebut tidak perlu dicegah. “Terserah mau budaya apa saja, sepanjang tidak bertentangan dengan Ketuhanan, kemanusiaan, dan tidak merusak persatuan,” tegasnya.
Terkait penerapan inklusivisme di kampus, Romo Syafi’i berharap agar perguruan tinggi memberikan akses yang lebih luas dan kesetaraan kepada semua mahasiswa dan program studi. Selain itu, ia juga mendorong kesempatan yang luas untuk melakukan riset, pengembangan ilmu, dan teknologi.
“Tidak terbatas dengan mungkin apa yang sudah menjadi disiplin yang ada di UB. Bisa saja ada terobosan-terobosan baru yang mendukung pengembangan ilmu pengetahuan,” katanya.
Romo Syafi’i juga menyoroti pentingnya peran serta pesantren dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045. Ia mengungkapkan bahwa saat ini pemerintah sedang fokus pada program pemenuhan gizi bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan anak-anak dari PAUD hingga SMA, termasuk santri.
Baca juga:
ANRI Dorong Kolaborasi untuk Sempurnakan Arsip MBG
Makan Bergizi Gratis, Langkah Menuju Generasi Emas
“Saya kemarin bertemu dengan Badan Gizi sebagai Wakil Menteri Agama. Awalnya terdaftar kurang lebih 500 pesantren, tapi setelah saya ketemu, 30.000 dapur Indonesia,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa anggaran untuk program ini sudah tersedia, dan pemerintah akan terus berupaya untuk memastikan semua anak Indonesia mendapatkan makanan bergizi.
Kuliah tamu ini dihadiri oleh ratusan mahasiswa dan staf pengajar Universitas Brawijaya. Acara ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya inklusivisme dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045. (nid/yor)