KANAL24, Malang – Brawijaya Start Up Action (BSA) 2020 memasuki babak lanjutan, hari ini (26/2/2020) dilaksanakan acara Get to Know Brawijaya Start up Action dengan menghadirkan beberapa pemateri yakni Tri Wahyu Nugroho, SP., M.Si (Wakil Direktur Utama BUA UB), Brillyanes Sanawiri, S.SB., MBA (Ketua Laboratorium Inovasi dan Wirausaha), dan Muhammad Farhan Azis (Presiden EM UB).
Salah satu pemateri, Farhan Azis mengatakan bahwa Startup adalah salah satu tools untuk mendorong ekonomi suatu negara. Dalam membangun start up, harus bisa mencari pemecahan masalah yang basisnya adalah masalah sehari-hari. Kemudian, diselesaikan melalui inovasi untuk memberikan impact kepada masyarakat.
“Amerika Serikat adalah rumah bagi 30,7 juta usaha kecil dan telah mempekerjakan 59,9 juta orang pada 2019. Lebih dari 69 persen pengusaha Amerika memulai bisnis mereka di rumah dan 53 persen dari startup Amerika memiliki setidaknya satu wanita di posisi eksekutif. Sementara itu, San Francisco dan Silicon Valley adalah pusat dari kewirausahaan, disana adalah rumah bagi 13,5 persen startup global,” terangnya.
Negara Hitler, Jerman, disana seseorang hanya perlu membayar 20 euro / Rp. 300.000 untuk membangun start-up. Jerman memiliki sejumlah pusat bisnis besar, termasuk Berlin, Frankfurt, Munich dan Hamburg sehingga Jerman menjadi ekonomi terbesar keempat di dunia dan terbesar di Eropa.
Sedangkan Indonesia, berdasarkan laporan Bank Dunia di Profil Indonesia Doing Business 2020. Indonesia hanya memiliki 2.041 startup, dengan Gojek sebagai Decacorn dan status Unicorn diduduki oleh Tokopedia, Traveloka, Bukalapak, dan OVO.
“Ketika Universitas Brawijaya menuju World Class Entrepreneurial University (WCEU), maka yang dapat dilakukan untuk membangun ekosistem wirausaha di kampus adalah dengan penyediaan teknologi Kelas dunia, memiliki tim yang berpengalaman, akses ke modal keuangan dipermudah, serta perlu diadakannya ajang kewirausahaan untuk memacu semangat wirausaha mahasiswanya, salah satunya yaitu BSA 2020 ini,” jelas Farhan.
Mahasiswa Akuntansi tersebut berharap peserta BSA 2020 bukan hanya jago untuk membuat start up saja tetapi juga dapat memberikan keberlanjutan dalam proyek usahanya tersebut.
Pada acara ini, Ketua Pelaksana BSA 2020 Ihza Faisal Amien mengatakan sudah ada 19 tim dan 21 mahasiswa yang telah mendaftar BSA 2020. Jumlah ini diprediksi akan terus bertambah, seiring dengan antusiasnya mahasiswa UB yang ingin belajar membangun start up.
Pendaftaran BSA 2020 ditutup pada 28/2/2020 mendatang, bagi mahasiswa yang tertarik dan ingin mendaftar bisa melalui link bit.ly/REGISTKELOMPOLBSA (kategori kelompok) dan bit.ly/REGISTINDIVIDUBSA (kategori individu) atau bisa langsung mengunjungi Ei Lab coworking space di Gedung E FIA lantai 8. (meg)