KANAL24, Jakarta – PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) menegaskan kesiapannya untuk menjadi operator dalam pengoperasian Pelabuhan Patimban.
Perseroan menilai peluang bisnis pada pelabuhan ini sangat besar, oleh sebab itu IPCC berharap kedepannya dapat menjadi bagian dari pengelola demi mendukung Indonesia menjadi basis produksi mobil terbesar di ASEAN.
Ade Hartono, Direktur Utama IPCC menyatakan pihaknya sudah melakukan site visit pada proyek pelabuhan Patimban di Sumedang, Jawa Barat. Menurutnya kapasitas pelabuhan sekitar 654 hektar (ha) dimana 300 ha akan di gunakan untuk Terminal Peti Kemas dan Terminal Kendaraan dengan kapasitas total sekitar 600.000 CBU untuk Terminal Kendaraan.
Sementara itu 354 ha akan digunakan untuk backup area, area pergudangan, perkantoran, pengelolaan serta area bisnis. Dengan pembagian lahan yang sedemikian rupa diharapkan nantinya Pelabuhan Patimban dapat menunjang kapasitas pelabuhan yang berskala internasional.
“IPCC sangat serius untuk menjadi operator di Pelabuhan tersebut dengan tujuan menjadikannya sebagai komplementari dari Terminal Kendaraan di Tanjung Priok. Apalagi induk usaha PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo) sudah memberikan dukungannya untuk kita bisa mengoperasikannya,” kata Ade dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (31/1/2020).
Dia menjelaskan sebelum mendapatkan hak kelola, manajemen Pelindo II meminta agar IPCC dapat mempersiapkan dan mengikuti proses pemilihan operator sesuai dengan mekanisme yang ditetapkan Pemerintah. Tidak hanya dari dokumen pengadministrasian, dari pengoperasian dan sistem yang akan dikembangkan di pelabuhan tersebut sedang disiapkan oleh
IPCC.
Untuk mewujudkan World Class automotive trade facilitator, IPCC tengah menyiapkan sistem operasional yang lebih efisien dan lebih canggih sehingga pengerjaan layanan bongkar muat kendaraan dapat lebih efektif dan tepat waktu.
“Dengan pengalaman kami sebagai car terminal operator kami telah siap bila ditunjuk untuk mengelola Terminal Kendaraan di Patimban. Kami akan siapkan segala sesuatunya yang diperlukan untuk masuk sebagai operator di sana, terutama dokumen-dokumen administrasinya,” pungkas dia.
Sebagai tambahan informasi, pembangunan Pelabuhan Patimban tahap I mundur di 2020, padahal awalnya pembangunan ditargetkan selesai Desember 2019. Pembangunan Tahap I adalah pembangunan untuk car terminal dan terminal peti kemas dengan kapasitas masing-masing 218 ribu kendaraan dan 250 ribu TEUS .
Nantinya akses jalan (non tol) sekitar 8,2 km direncanakan akan selesai pada bulan April 2020 sedangkan untuk akses tol sendiri mungkin membutuhkan waktu sekitar 3 tahun. (sdk)