KANAL24, Gresik – Desa Pangkahwetan merupakan desa yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian yaitu sebagai petambak seperti udang maupun bandeng. Menurut lahan penggunaan Desa Pangkahwetan sebesar 2044 Ha atau 65% dari total lahan digunakan masyarakat sebagai budidaya tambak. Oleh sebab itu tidak jarang bahwa banyak masyarakat hilir mudik membawa hasil panen tambak. Dengan potensi lahan yang sangat baik maka produktivitas pembudidaya dapat menghasilkan setidaknya hasil panen sebesar 84 ribu ton per tahun. Melihat potensi yang besar tersebut, maka kawasan tambak di sekitar Desa Pangkahwetan layak untuk dijaga agar tidak tergusur dengan pertumbuhan industri.
Selain itu, terdapat sisi tradisi yang dilaksanakan oleh masyarakat Desa seperti perayaan Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri maupun festival tahunan dari Pemerintah Kabupaten Gresik sebagai simbol daerah setempat. Sehingga tidak hanya faktor ekonomi tetapi terdapat nilai dan budaya yang melekat pada perikanan tambak tersebut. Oleh sebab itu, dukungan dan partisipasi dari berbagai pihak termasuk akademisi menjadi faktor kunci dalam keberlangsungan kampung perikanan budidaya agar tetap produktif.
Budaya dan potensi ekonomi dari sektor perikanan dan tambak bandeng yang dilestarikan oleh penduduk di Desa Pangkahwetan Kecamatan Ujungpangkah membuat desa tersebut dipilih oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan pada awal tahun 2022 menjadi salah satu Desa Budidaya Bandeng yang mengedepankan kearifan dan budaya lokal yang melekat dan mengakar kuat pada pengelolaan tambak bandeng.
“Budaya lokal dan kearifan lokal dalam pengelolaan tambak di Pangkahwetan sangat kuat. Hal ini sudah di akui oleh KKP melalui dinas terkait,” kata Ketua Tim Mitra mengabdi FEB UB Dr. Asfi Manzilati, Senin (14/11/2022).
Meskipun dengan potensi yang dimiliki dan kearifan lokal yang mengakar, petambak di Desa Pangkahwetan memiliki permasalahan yaitu tidak adanya dokumentasi secara terstruktur atas kegiatan tambak yang dilakukan. Para petambak hanya mengandalkan sistem tradisional yang diketahui terdapat kelemahan dan teknis implementasinya sulit untuk diaplikasikan. Hal ini jika dikesampingkan maka dikhawatirkan petambak generasi berikutnya akan sulit untuk menjaga kualitas panen dan keberlanjutan usaha mereka. Karenanya, dokumentasi teknis maupun ekonomis menjadi penting untuk menjaga produktivitas maupun peningkatan skala ekonomi usaha petambak.
Dalam menjawab permasalahan yang dialami oleh Desa Pangkahwetan, Tim pengabdi dalam skema Mitra Mengabdi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya yang dinahkodai oleh Dr. Dra. Asfi Manzilati, M.E., dan beranggotakan Nurman Setiawan Fadjar, S.E., M.Sc, Fitriani, dan Irsyad Nur Muhammad Habibullah. Tim dari FEB UB tersebut dalam kurun waktu bulan Mei sampai dengan Oktober 2022 telah melakukan dokumentasi kegiatan siklus tambak bandeng dari aspek teknis pengelolaan dan ekonomis tambak.
“Tujuan dari pengabdian ini adalah agar Desa Pangkahwetan dapat secara maksimal mengelola potensi tambak bandeng yang dimiliki dan juga sekaligus meneruskan kearifan dan kebudayaan lokal yang telah terdokumentasi agar dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat desa, serta kedepannya dapat menjadi “warisan” bagi generasi selanjutnya dari warga Desa Pangkahwetan, “ lanjut Asfi.
Kegiatan pengabdian yang dilakukan ini disambut secara baik oleh Kepala Desa Pangkahwetan, Bapak Syaifullah Mahdi, S.H., M.M. beserta seluruh warga Desa Pangkahwetan. Beliau mengatakan bahwa upaya yang dilakukan oleh Tim Mitra Mengabdi FEB UB dapat menjadi salah satu awalan yang sangat baik bagi Desa Pangkahwetan dalam melestarikan budaya dan kearifan lokal yang dimiliki serta salah satu bentuk dukungan konrkit atas terpilihnya desa tersebut sebagai desa bandeng oleh kementerian KKP.
“Kami dari Desa Pangkahwetan berharap bahwa keterlibatan Universitas Brawijaya sebagai salah satu perguruan tinggi terkemuka tidak hanya terbatas pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis saja, tetapi bisa diperluas dengan melibatkan Fakultas-Fakultas lain yang terdapat di UB,” pungkas Syaifullah.(sdk)