KANAL24, Jakarta – PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) menargetkan dapat membangun jalan tol sepanjang 1.527 km yang konsesinya sudah di genggaman. Dari target tersebut saat ini JSMR sudah berhasil mengoperasikan tol sepanjang 1.041 km.
Corporate Finance Group Head Jasa Marga, Eka Setya Adriyanto, mengatakan saat ini ruas tol yang mature dan bisa menopang arus kas JSMR terdiri dari 13 ruas sepanjang 512 km dari total panjang tol yang beroperasi. Sementara 20 ruas lainnya dikerjakan oleh anak usaha Jasa Marga dengan nilai investasi Rp152,7 triliun.
Dijelaskannya untuk mengejar target pembangunan jalan tol tersebut, JSMR memiliki hambatan terutama keterbatasan pendanaan. Terlebih dana talangan untuk pembebasan lahan belum sepenuhnya dibayarkan oleh pemerintah.
Untuk mengatasinya, JSMR menerapkan tiga strategi agar kebutuhan dana bisa tercukupi.
Strategi pertama adalah melalui cara konvensional dengan membuka sumber pendanaan baru seperti pinjam dari perbankan atau menerbitkan sukuk/global bond. Diakuinya sebelumnya JSMR kesulitan dalam mencari pinjaman lantaran perbankan masih trauma dalam membiayai proyek infrastruktur.
Namun setelah JSMR mampu membuktikan bahwa bisnis tol yang digarap prospektif, saat ini justru banyak perbankan yang berlomba-lomba menawarkan pinjaman.
“Sebelum 2016 bangun tol, yang terlibat hanya bank BUMN , padahal kalau andalkan empat bank BUMN itu terbatas kemampuannya, sehingga pada saat itu kita cari cara supaya bank tertarik. Sebab banyak bank yang trauma pada tahun 1998 di mana banyak proyek kolaps akhirnya nggak dibayar, jadi mereka ngeri untuk ambil bagian itu,” kata Eka di Jakarta, Jumat (13/12/2019).
Strategi kedua adalah dengan melakukan reprofiling utang pada anak usaha JSMR. Hal ini dilakukan JSMR pada ruas tol Semarang – Solo sehingga ada perpanjangan tenor pinjaman dan pembayaran pokok utang sehingga dapat menyesuaikan dengan kondisi arus kas perusahaan.
Selanjutnya strategi yang ketiga adalah dengan asset recycling atau penguatan struktur permodalan. Hal ini bisa dilakukan melalui penerbitan saham baru, divestasi porsi kepemilikan saham minoritas atau transaksi equity hybrid.
Melalui tiga strategi tersebut faktanya proyek jalan tol yang hak konsesinya dimiliki JSMR
rata-rata berjalan dengan lancar, bahkan beban bunga pinjaman selama ini dapat diatasi oleh perseroan.
“Karakteristik bisnis jalan tol itu butuh waktu 3-5 tahun untuk menghasilkan arus kas yang positif untuk menutupi pembayaran bunga (pinjaman). Jadi setiap tahapan siklus proyek jalan tol memiliki skema pendanaan yang disesuaikan dengan arus kas proyek,” pungkasnya. (sdk)