KANAL24, Jakarta – Setelah dua tahun mengalami stagnasi pertumbuhan, bursasaham Indonesia diperkirakan akan mencatatkan rekor baru pada tahun 2020. Analis dari JPMorgan dan Morgan Stanley mengatakan, rekor tersebut tercapai ketika kebijakan Presiden Joko Widodo untuk menopang perekonomian mulai berlaku.
JPMorgan memperkirakan bursa saham Indonesia akan menjadi pasar modal paling bullish dengan melonjak 19% dari level saat ini ke rekor baru 7.250 pada akhir 2020. Sedangkan Morgan Stanley mengekspektasikan indeks MSCI Indonesia akan melonjak 11% mencapai 7.800. Keduanya menjagokan saham-saham BUMN sebagai penggerak utama kenaikan IHSG .
Indeks acuan saham Indonesia diperkirakan akan mengalami penurunan tahunan kedua setelah mencatatkan reli lebih dari 30% dalam dua tahun sebelumnya. Dalam masa jabatan terakhirnya yang dimulai pada bulan Oktober lalu, Presdien Jokowi dinilai telah menunjukkan urgensinya dalam mengupayakan reformasi, seperti perombakan undang-undang ketenagakerjaan, penyusunan peta jalan untuk pajak perusahaan yang lebih rendah, dan pembenahan berbagai peraturan yang menghambat investor asing.
Dalam catatannya yang dikutip Bloomberg, Rabu (4/12/2019), JPMorgan dan Morgan Stanley antara lain mengungkapkan;
• JPMorgan memberi rekomendasi overweight kepada PT Bank Central Asia (BBCA), PT Bank Mandiri (BMRI), PT Summarecon Agung (SMRA), PT Ciputra Development (CTRA) , PT Jasa Marga (JSMR), PT Semen Indonesia (SMGR), PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM), PT XL Axiata (EXCL), PT Indofood Sukses Makmur (INDF), dan PT Mitra Adiperkasa (MAPI); dan memberi rekomendasi underweight untuk saham PT Adaro Energy (ADRO), PT United Tractors (UNTR), dan PT Matahari Department Store (LPPF).
• Analis JPMorgan Henry Wibowo menyebutkan, resiko utama yang dihadapi Indonesia adalah pelebaran defisit transaksi berjalan dan pelemahan rupiah.
• Analis Morgan Stanley, Mulya Chandra dan Yulinda Hartanto meramalkan aktivitas bisnis akan meningkat berkat optimalisasi BUMN dan perusahaan swasta. Langkah tersebut akan berkontribusi pada pertumbuhan pendapatan 10% pada tahun 2020.
• Bank Indonesia diyakini akan mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah, sambil memompa lebih banyak likuiditas ke dalam sistem keuangan sehingga mengurangi rasio cadangan. (sdk)