Malang, Kanal24 – Profesi Juleha (Juru Sembelih Halal) kerap dianggap sebagai bidang yang didominasi oleh kaum lelaki. Namun, persepsi ini mulai bergeser, terutama dengan kehadiran perempuan yang terjun langsung ke dunia penyembelihan hewan halal. Salah satunya adalah Rafika Febriani Putri, S.Pt., M.Pt., dosen Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, yang juga seorang Juleha perempuan.
Rafika menyampaikan bahwa profesi ini tidak hanya memungkinkan perempuan untuk ikut terlibat, tetapi juga memiliki peluang besar untuk pengembangan karir. “Tantangan pasti ada, terutama menghadapi persepsi dan keraguan bahwa perempuan mampu melaksanakan tugas Juleha dengan baik. Namun, hal ini justru menjadi motivasi bagi kami untuk menunjukkan bahwa perempuan juga bisa melaksanakan penyembelihan sesuai syariat dengan teknik dan etika yang sangat baik,” ujar Rafika.
Bukan Hanya Penyembelihan
Menurut Rafika, peran Juleha tidak hanya terbatas pada proses penyembelihan hewan kurban. Setelah penyembelihan, Juleha juga bertugas untuk memotong dan memisahkan bagian-bagian daging hewan sesuai standar. Selain itu, mereka sering terlibat dalam proses penyembelihan berbagai jenis ternak, seperti sapi, kambing, domba, bahkan ayam.
“Sertifikasi untuk Juleha pun dibagi menjadi dua kategori, yaitu untuk ternak kecil seperti ayam, dan ternak besar seperti sapi dan kambing. Proses sertifikasi ini juga menjadi nilai tambah yang penting untuk menunjang karir, terutama bagi yang ingin bekerja di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) modern,” jelasnya.

Komunitas yang Mendukung
Kehadiran perempuan dalam profesi Juleha sering kali memunculkan keraguan di tengah masyarakat. Namun, di balik tantangan tersebut, terdapat dukungan yang kuat dari komunitas dan rekan-rekan di lapangan. Dukungan ini hadir dalam berbagai bentuk, mulai dari pelatihan bersama, kolaborasi saat bertugas di Rumah Pemotongan Hewan (RPH), hingga motivasi untuk terus meningkatkan kemampuan. Perempuan yang menekuni profesi ini tidak hanya membuktikan bahwa mereka mampu secara teknis, tetapi juga menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya.
“Di RPH, justru banyak pemilik yang senang jika ada Juleha perempuan. Ini menunjukkan bahwa dukungan terhadap perempuan di profesi ini semakin besar. Komunitas Juleha juga saling mendukung, memberikan motivasi untuk berkembang bersama,” tambahnya.
Peluang Bagi Mahasiswi Peternakan
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya memberikan fasilitas berupa tempat uji kompetensi untuk mahasiswa yang berminat mendapatkan sertifikasi Juleha. Sertifikasi ini, menurut Rafika, menjadi salah satu syarat penting yang dicari oleh perusahaan, terutama di industri pengolahan daging.
“Mahasiswi yang ingin mencoba profesi ini bisa memanfaatkan fasilitas di Fakultas Peternakan. Kami secara rutin membuka program sertifikasi yang dapat meningkatkan skill dan daya saing mahasiswa di dunia kerja,” ujarnya.
Dengan peluang besar yang ditawarkan, Rafika berharap lebih banyak perempuan tertarik untuk mencoba profesi Juleha. “Profesi ini bukan hanya layak dicoba, tetapi juga membuka jalan untuk pengembangan karir yang sangat baik, terutama di RPH modern,” pungkasnya.
Profesi Juleha perempuan menjadi bukti bahwa gender bukanlah penghalang untuk berkontribusi di bidang yang selama ini dianggap eksklusif bagi laki-laki. Dengan dukungan fasilitas, komunitas, dan peluang kerja yang terus berkembang, Juleha perempuan kini menjadi pilihan karir yang patut dipertimbangkan, terutama bagi mahasiswi peternakan yang ingin memperluas cakupan kompetensinya.(Din)