Kanal24, Malang – Pandemi COVID-19 membuat cakupan imunisasi dasar pada anak di seluruh Indonesia mengalami penurunan. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, terdapat 1,7 juta anak Indonesia belum mendapatkan imunisasi dasar. Sementara itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Malang mencatat bahwa cakupan imunisasi dasar lengkap mengalami penurunan sepanjang tahun 2020-2021. Masing-masing sebesar 102,6% pada tahun 2020, dan 95,86% di tahun 2021.
Bupati Malang melalui, Dra. Mursyidah, Apt. M.Kes. selaku Asisten Administrasi Umum Sekretaris Bendahara sekaligus Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, menyampaikan urgensi program imunisasi pada acara Launching Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) di Kabupaten Malang, , Kamis (28/7/2022),
“Jika tidak segera ditangani kondisi ini tentunya dapat berpengaruh terhadap target eliminasi campak dan rubella yang telah ditetapkan pemerintah pusat pada tahun 2023 mendatang. Selain itu, program BIAN juga dimaksudkan untuk mempertahankan status indonesia bebas polio serta mengendalikan penyakit difteri dan pertusis,” ungkapnya.
Untuk meningkatkan kembali cakupan imunisasi anak, Kementerian Kesehatan RI mencanangkan program BIAN yang dilakukan selama satu bulan secara bertahap di setiap provinsi Indonesia. Provinsi di Pulau Jawa dan Bali mendapatkan giliran pelaksanaan BIAN pada tahap kedua yang dilaksanakan mulai Agustus 2022. Sebelumnya, pelaksanaan BIAN tahap pertama sudah diselenggarakan pada bulan Mei 2022 di luar Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.
Program BIAN akan dilaksanakan melalui dua fokus kegiatan. Yang pertama, pemberian satu dosis imunisasi campak dan rubella secara massal. Imunisasi tersebut ditujukan bagi anak-anak usia 9-12 bulan tanpa memandang status imunisasi sebelumnya. Kegiatan kedua adalah pemberian imunisasi lanjutan berupa satu atau lebih jenis imunisasi untuk melengkapi status imunisasi anak usia 12-59 bulan.
Saat ini, jumlah vaksinasi wajib bagi anak telah bertambah menjadi 14 vaksin. Sebagaimana mandat dari Menteri Kesehatan RI, terdapat tiga vaksin tambahan: vaksin rotavirus untuk antidiare, vaksin PCV untuk pneumonia, dan vaksin HPV yang diperuntukkan bagi anak kelas 5-6 SD guna mencegah potensi kanker serviks.
“Pada dasarnya, upaya untuk menggenjot vaksinasi tersebut bertujuan untuk menghindari Kejadian Luar Biasa yang berpotensi menjadi beban kedua jika terjadi pada momen pandemi seperti saat ini. Oleh sebab itu, pemberian imunisasi pada anak adalah penting dibandingkan harus mengobati ketika anak sudah sakit. Melakukan upaya pencegahan lewat imunisasi akan lebih bermanfaat dan murah ketimbang harus mengeluarkan biaya yang besar pada saat menjalani perawatan saat sakit,” lanjut Mursyidah.
Selain menyukseskan pelaksanaan BIAN, Bupati Malang juga mengajak para tenaga kesehatan untuk turut mensukseskan program Bulan Vitamin A dan Bulan Timbang di Kabupaten Malang.
Dalam Launching Bulan Imunisasi Anak Nasional ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Malang juga menggelar Talk Show dengan topik Kesehatan Ibu dan Anak. Acara ini dihadiri oleh perwakilan dari 6 kecamatan dan 6 puskesmas secara langsung atau luring, serta 27 kecamatan dan 33 puskesmas yang mengikuti kegiatan secara daring. (nad)