Kanal24, Malang – Mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) Institut Asia menampilkan hasil karya tugas akhir mereka melalui Kaleidoscope Exhibition Day bertajuk Antaloka, sebuah pameran yang menggambarkan keberagaman dan kreativitas dalam berbagai media visual. Acara ini berlangsung mulai Senin (07/07/2025) hingga enam hari ke depan di Open Public Space Barat, lantai 3 Malang Creative Center (MCC).
Pameran ini diikuti oleh lebih dari 70 mahasiswa DKV angkatan akhir yang terbagi ke dalam enam kelompok. Dua kelompok di antaranya, termasuk pameran Kaleidoskop dan CosmIX, menempati MCC sebagai lokasi utama pameran. Sisanya tersebar di berbagai titik di Kota Malang seperti Oblizzen, MTV Malang City Point, dan Gedung Serbaguna Arjosari.
Baca juga:
Disertasi FH UB Bahas Urgensi Kepastian Hukum Isbat Nikah

Ketua pelaksana Kaleidoskop, Hemallia Febby Putri Melati Sukma, menjelaskan bahwa tema besar dari Kaleidoskop ini berangkat dari permasalahan yang dekat dengan kehidupan mahasiswa, yakni stres dan tekanan akademik. “Temanya tentang mahasiswa stres. Solusinya kami sajikan melalui strategi coping atau manajemen stres, dengan media berupa komik digital yang bisa diakses melalui platform Webtoon,” jelas Hemallia.
Melalui konsep ini, mahasiswa menampilkan karya dan memberikan solusi yang relatable dan edukatif kepada audiens. Media digital dipilih agar lebih fleksibel dan ramah mahasiswa, bisa dibaca kapan saja bahkan sambil rebahan di rumah.
Nama Kaleidoskop sendiri dipilih karena melambangkan keberagaman warna dan bentuk yang merepresentasikan tiga konsentrasi utama dalam DKV, yaitu ilustrasi, branding, dan media rekam. Layaknya potongan kaca warna-warni dalam sebuah kaleidoskop, karya-karya mahasiswa yang beragam ini menyatu membentuk sebuah tampilan pameran yang utuh dan estetik.
Ketua Program Studi DKV, Faldi Hendrawan, S.Pd., MA, menyampaikan bahwa Antaloka merupakan pameran wajib dalam rangkaian tugas akhir mahasiswa. “Setiap mahasiswa DKV wajib mengikuti pameran sebagai bagian dari penilaian tugas akhir. Karya mereka akan diuji, termasuk media dan konsep yang diusung. Ini juga menjadi sarana pembelajaran dalam manajemen organisasi dan pengemasan karya ke publik,” tutur Faldi.

Pameran menampilkan karya visual seperti poster, komik, dan buku ilustrasi, dan juga media interaktif, desain produk, dan branding identitas usaha. Beberapa proyek bahkan mengangkat tema budaya lokal, kesehatan, edukasi anak, hingga isu sosial, menunjukkan luasnya cakupan desain komunikasi visual dalam kehidupan sehari-hari.
Adinda Nur Aisyah Putri Pratama, Ketua Pelaksana dari kelompok CosmIX yang juga berpameran di MCC, menambahkan bahwa pameran bersama ini dipilih sebagai solusi efisiensi dan daya tarik publik. “Kalau masing-masing pameran sendiri kan terlalu tersebar, jadi sulit dijangkau. Maka dikumpulkan dalam kelompok agar lebih mudah dinikmati pengunjung,” jelasnya.
Baca juga:
Disertasi FH UB: Paradigma Baru Hakim dalam Harta Bersama
Ia juga menekankan pentingnya kegiatan ini sebagai inspirasi bagi adik tingkat. “Harapannya, pameran ini bisa jadi acuan dan inspirasi bagi mahasiswa lain agar terus berkarya lebih baik lagi,” tambahnya.
Dengan semangat kolaborasi dan keberagaman, Kaleidoskop Antaloka berhasil menjadi wadah ekspresi sekaligus ajang pembuktian kompetensi mahasiswa DKV Institut Asia. Selain sebagai tugas akhir, acara ini juga sebagai kontribusi nyata dalam menciptakan ruang dialog visual antara mahasiswa dan masyarakat.
Pameran ini terbuka untuk umum hingga 12 Juli 2025, dengan berbagai booth interaktif dan karya yang bisa dinikmati secara digital maupun langsung. Bagi masyarakat yang tidak sempat hadir secara fisik, tersedia QR code untuk mengakses karya digital dari rumah. Kaleidoskop Antaloka membuktikan bahwa desain estetika dan menjadi medium komunikasi. (nid/dpa)