Kanal24, Malang – Penjabat (Pj) Walikota Malang, Dr. Ir. Wahyu Hidayat, meresmikan Kampung Semar sebagai kampung Go Green pada Senin (13/05/24). Peresmian ini dihadiri oleh 60 mahasiswa dan dosen dari National University of Singapore dan Universitas Brawijaya, yang datang untuk mempelajari keberhasilan kampung ini dalam mengubah mindset masyarakat menuju pembangunan berkelanjutan.
Kampung Semar, yang kini viral hingga ke luar negeri, berlokasi di RT.06 RW.02 Kelurahan Arjosari, Kecamatan Blimbing, Kota Malang. Dalam sambutannya, Wahyu Hidayat menyatakan bahwa kunjungan mahasiswa internasional ini merupakan yang kedua kalinya, setelah sebelumnya mahasiswa dari Amerika juga datang untuk belajar.
“Peresmian Kampung Semar ini merupakan replikasi dari keberhasilan Kampung Glintung Go Green (3G). Ini adalah inovasi dari keterbatasan lahan di perkotaan melalui konsep Urban Farming,” ungkap Wahyu.
Wahyu menambahkan, wilayah yang dulunya kumuh ini telah disulap menjadi kampung hijau melalui swadaya masyarakat, yang juga mendukung program ketahanan pangan.
Lahan di Kampung Semar dimanfaatkan untuk bercocok tanam, perikanan, dan pengembangan kampung konservasi air. “Gerakan warga di Kampung Semar ini adalah revolusi mental, dengan merubah pola pikir masyarakat untuk mengoptimalkan lahan yang ada serta memaksimalkan air hujan dengan membuat lubang resapan (biopori) sebagai upaya menjaga air tanah,” ujar Wahyu.
Pada kesempatan yang sama, Bambang Irianto, seorang pembina lingkungan nasional yang menerima penghargaan Kalpataru dari Presiden Joko Widodo, menyampaikan pentingnya membangun lingkungan dengan filosofi yang mirip lagu “Indonesia Raya” yaitu “Bangunlah badannya, bangunlah jiwanya”. Ia menjelaskan, pembangunan lingkungan harus dimulai dari perubahan mental warga agar mereka merasa memiliki kampungnya dan bergerak secara swadaya untuk menghijaukan lingkungannya sendiri.
“Perguruan tinggi dari Amerika dan Singapura tertarik pada pembangunan mental yang mengarah ke Sustainable Development Goals (SDGs),” kata Bambang.
Bambang juga menekankan kepada warga Kampung Semar bahwa gerakan menanam adalah bentuk rasa syukur kepada Allah SWT. “Dengan menanam, kita akan mendapatkan pasokan oksigen yang melimpah,” ucapnya.
Bambang juga menggelorakan semangat menabung air dengan membuat sebanyak mungkin biopori. “Tujuannya adalah untuk beribadah, bukan untuk mencari piala lomba lingkungan hidup,” pungkasnya.
Bambang juga mengusulkan agar Kampung Semar mulai menerapkan tiket masuk bagi tamu yang ingin belajar bagaimana membangun kampung seperti Kampung Semar.
Kampung Semar kini menjadi role model kampung tematik internasional, bukan hanya karena keberhasilannya dalam transformasi lingkungan, tetapi juga karena keberhasilannya dalam merubah mindset masyarakat menuju kehidupan yang lebih berkelanjutan dan hijau. (djo/nid)