Kanal24
No Result
View All Result
  • Berita Terkini
  • Perspektif
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Login
  • Berita Terkini
  • Perspektif
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
No Result
View All Result
Kanal24
No Result
View All Result

KEADILAN KOMUNIKASI, CARA MEMANTASKAN DIRI

Adam Kukuh Kurniawan by Adam Kukuh Kurniawan
August 4, 2023
in Ekonomi
0
2
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Berlaku adil adalah dekat dengan taqwa. Adil adalah adalah salah satu sifat keagungan Tuhan, sehingga seseorang yang berlaku adil sebenarnya sedang membumikan sifat ketuhanan. karena itu mempraktekkannya amatlah berat kecuali bagi mereka yang telah diberi petunjuk dan dibimbing oleh Allah swt. Bertindak adil adalah suatu bentuk komunikasi antar manusia yang menempatkan diri dalam posisi mengayomi, memperdulikan dan bertanggungjawab, yaitu memperlakukan orang lain secara sama atau sejajar baik dalam interaksi maupun di hadapan aturan dan hukum. Allah swt berfirman Ā :

ŪžŲ„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ł±Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŽ ŁŠŁŽŲ£Ū”Ł…ŁŲ±ŁŁƒŁŁ…Ū” Ų£ŁŽŁ† ŲŖŁŲ¤ŁŽŲÆŁ‘ŁŁˆŲ§Ł’ Ł±Ł„Ū”Ų£ŁŽŁ…ŁŽŁ°Ł†ŁŽŁ°ŲŖŁ Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‰Ł°Ł“ Ų£ŁŽŁ‡Ū”Ł„ŁŁ‡ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲ„ŁŲ°ŁŽŲ§ Ų­ŁŽŁƒŁŽŁ…Ū”ŲŖŁŁ… ŲØŁŽŁŠŪ”Ł†ŁŽ Ł±Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų³Ł Ų£ŁŽŁ† ŲŖŁŽŲ­Ū”ŁƒŁŁ…ŁŁˆŲ§Ł’ ŲØŁŁ±Ł„Ū”Ų¹ŁŽŲÆŪ”Ł„ŁŪš Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ł±Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŽ Ł†ŁŲ¹ŁŁ…Ł‘ŁŽŲ§ ŁŠŁŽŲ¹ŁŲøŁŁƒŁŁ… بِهِۦٓۗ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ł±Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŽ ŁƒŁŽŲ§Ł†ŁŽ Ų³ŁŽŁ…ŁŁŠŲ¹ŁŽŪ¢Ų§ ŲØŁŽŲµŁŁŠŲ±Ł—Ų§

Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat. (QS. An-Nisa’ : 58)

Kata adil berasal dari kata bahasa arab “adl” yang arti awalnya adalah “sama” , sehingga seseorang yang adil adalah harus memperlakukan orang lain secara sama. Karena “sama” maka tentu adalah dua belah pihak yang menjadi objek dari perilaku adil. Makna lain dari adl adalah “menjadi pantas.” Sehingga seseorang yang berlaku adil maka dirinya telah memantaskan manusia dalam posisi yang sebenarnya. Adl juga bisa bermakna “seimbang.” Sehingga berlaku adil berarti seseorang harus menempatkan orang lain secara sama, sejajar, tidak berat sebelah, ibarat timbangan maka berada posisi berat dan ringan yang sama sehingga neraca pada timbangan berada dalam posisi yang sejajar, dan akhirnya orang lain menganggap bahwa hal demikian menjadi pantas untuk diterima oleh kedua belah pihak.

Seorang yang adil tentu dalam berkomunikasi dengan semua pihak yang terkait akan berupaya memposisikan pada derajat yang sama dan memperlakukan semuanya tanpa berpihak pada salah satunya, bertindak imparsial, tidak berlaku parsial, berdiri pada semua kepentingan dan hanya berpihak pada kebenaran yang menjadi alat penimbang dan pengambilan keputusan, sehingga menjauhkan diri dari kesewenang-wenangan.

Berbagai bentuk keadilan komunikasi dapat kita cermati dalam sejarah perjalanan hidup Rasulullah Ā di berbagai pola hubungan interaksi kemanusiaan, antara lain adalah: Pertama, Rasulullah memperlakukan semua orang sama dihadapan aturan hukum, tidak boleh berpihak sekalipun terhadap orang terdekatnya. Hal ini ditegaskan dalam Firman Allah swt :Ā 
Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil walaupun terhadap kerabat…! (QS Al-An’am : 152).

Suatu ketika orang-orang Quraisy pernah mengkhawatirkan tentang keadaan nasab bani makhzumiyah yang kedapatan mencuri. Kemudian mereka seakan meragukan keadilan Rasulullah sehingga mereka menyerukan untuk melobi Rasulullah. Sebagaimana diriwayatkan dari ā€˜AisyahĀ radhiyallahu ā€˜anha,Ā beliau menceritakan,

Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ł‚ŁŲ±ŁŽŁŠŁ’Ų“Ł‹Ų§ Ų£ŁŽŁ‡ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’ Ų“ŁŽŲ£Ł’Ł†Ł Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŽŲ±Ł’Ų£ŁŽŲ©Ł Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŽŲ®Ł’Ų²ŁŁˆŁ…ŁŁŠŁ‘ŁŽŲ©Ł Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲŖŁŁŠ Ų³ŁŽŲ±ŁŽŁ‚ŁŽŲŖŁ’ŲŒ ŁŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł„ŁŁˆŲ§: Ł…ŁŽŁ†Ł’ ŁŠŁŁƒŁŽŁ„Ł‘ŁŁ…Ł ŁŁŁŠŁ‡ŁŽŲ§ Ų±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ„ŁŽ اللهِ ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ…ŁŽŲŸ ŁŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł„ŁŁˆŲ§: ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ†Ł’ ŁŠŁŽŲ¬Ł’ŲŖŁŽŲ±ŁŲ¦Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł Ų„ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ Ų£ŁŲ³ŁŽŲ§Ł…ŁŽŲ©ŁŲŒ Ų­ŁŲØŁ‘Ł Ų±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ„Ł اللهِ ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ…ŁŽŲŒ ŁŁŽŁƒŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ…ŁŽŁ‡Ł Ų£ŁŲ³ŁŽŲ§Ł…ŁŽŲ©ŁŲŒ ŁŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ„Ł اللهِ ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ…ŁŽ: Ā«Ų£ŁŽŲŖŁŽŲ“Ł’ŁŁŽŲ¹Ł فِي Ų­ŁŽŲÆŁ‘Ł مِنْ Ų­ŁŲÆŁŁˆŲÆŁ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŲŸĀ» Ų«ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ł‚ŁŽŲ§Ł…ŁŽ ŁŁŽŲ§Ų®Ł’ŲŖŁŽŲ·ŁŽŲØŁŽŲŒ ŁŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ: Ā«Ų£ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų³ŁŲŒ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽŁ…ŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁ‡Ł’Ł„ŁŽŁƒŁŽ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ†ŁŽ Ł‚ŁŽŲØŁ’Ł„ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’ ŁƒŁŽŲ§Ł†ŁŁˆŲ§ Ų„ŁŲ°ŁŽŲ§ Ų³ŁŽŲ±ŁŽŁ‚ŁŽ ŁŁŁŠŁ‡ŁŁ…Ł Ų§Ł„Ų“Ł‘ŁŽŲ±ŁŁŠŁŁ ŲŖŁŽŲ±ŁŽŁƒŁŁˆŁ‡ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ„ŁŲ°ŁŽŲ§ Ų³ŁŽŲ±ŁŽŁ‚ŁŽ ŁŁŁŠŁ‡ŁŁ…Ł Ų§Ł„Ų¶Ł‘ŁŽŲ¹ŁŁŠŁŁ Ų£ŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł…ŁŁˆŲ§ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŲÆŁ‘ŁŽŲŒ ŁˆŁŽŲ§ŁŠŁ’Ł…Ł اللهِ Ł„ŁŽŁˆŁ’ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ ŁŁŽŲ§Ų·ŁŁ…ŁŽŲ©ŁŽ ŲØŁŁ†Ł’ŲŖŁŽ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ Ų³ŁŽŲ±ŁŽŁ‚ŁŽŲŖŁ’ Ł„ŁŽŁ‚ŁŽŲ·ŁŽŲ¹Ł’ŲŖŁ ŁŠŁŽŲÆŁŽŁ‡ŁŽŲ§Ā»

ā€œSesungguhnya orang-orang Quraisy mengkhawatirkan keadaan (nasib) wanita dari bani Makhzumiyyah yang (kedapatan) mencuri. Mereka berkata, ā€˜Siapa yang bisa melobi rasulullahĀ shallallahu ā€˜alaihi wa sallam?’ Mereka pun menjawab, ā€˜Tidak ada yang berani kecuali Usamah bin Zaid yang dicintai oleh rasulullahĀ shallallahu ā€˜alaihi wa sallam.’ Maka Usamah pun berkata (melobi) rasulullahĀ shallallahu ā€˜alaihi wa sallamĀ (untuk meringankan atau membebaskan si wanita tersebut dari hukuman potong tangan). RasulullahĀ shallallahu ā€˜alaihi wa sallamkemudian bersabda,Ā ā€˜Apakah Engkau memberi syafa’at (pertolongan) berkaitan dengan hukum Allah?’ Rasulullah shallallahu ā€˜alaihi wa sallam pun berdiri dan berkhutbah,Ā ā€˜Wahai manusia, sesungguhnya yang membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah jika ada orang yang mulia (memiliki kedudukan) di antara mereka yang mencuri, maka mereka biarkan (tidak dihukum), namun jika yang mencuri adalah orang yang lemah (rakyat biasa), maka mereka menegakkan hukum atas orang tersebut. Demi Allah, sungguh jika Fatimah binti Muhammad mencuri, aku sendiri yang akan memotong tangannyaā€™ā€Ā (HR. Bukhari no. 6788 dan Muslim no. 1688)

Kedua, Rasulullah memperlakukan sama dalam memberikan perhatian dan penghormatan. Hal ini terabadikan dalam peristiwa dikala pada suatu hari nabi saw tengah duduk bersama para pemuka Quraisy. Tiba-tiba terdapat sahabat beliau, Abdullah bin Ummi Maktum, salah seorang muadzin Rasulullah yang buta, Ā menanyakan sesuatu kepada beliau, tapi Rasulullah tak menghiraukannya karena sedang sibuk berbicara dengan beberapa tokoh Quraisy, di antaranya Syaibah bin Rabi’ah. Selesai berunding dengan para Quraisy, Rasulullah kemudian bersiap untuk pulang. Namun, mendadak beliau merasa kesakitan. Saat itulah Allah menurunkan Firmannya yaitu surat ‘Abasa ayat 1 sampai 16. Sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadits Ā :

Ų­ŁŽŲÆŁ‘ŁŽŲ«ŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ų³ŁŽŲ¹ŁŁŠŲÆŁ ŲØŁ’Ł†Ł ŁŠŁŽŲ­Ł’ŁŠŁŽŁ‰ بْنِ Ų³ŁŽŲ¹ŁŠŲÆŁ Ų§Ł„Ł’Ų£ŁŽŁ…ŁŽŁˆŁŁŠŁ‘Ł Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų­ŁŽŲÆŁ‘ŁŽŲ«ŁŽŁ†ŁŁŠ Ų£ŁŽŲØŁŁŠ Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ł‡ŁŽŲ°ŁŽŲ§ Ł…ŁŽŲ§ Ų¹ŁŽŲ±ŁŽŲ¶Ł’Ł†ŁŽŲ§ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ł‡ŁŲ“ŁŽŲ§Ł…Ł بْنِ Ų¹ŁŲ±Ł’ŁˆŁŽŲ©ŁŽ Ų¹ŁŽŁ†Ł’ Ų£ŁŽŲØŁŁŠŁ‡Ł Ų¹ŁŽŁ†Ł’ Ų¹ŁŽŲ§Ų¦ŁŲ“ŁŽŲ©ŁŽ Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽŲŖŁ’
Ų£ŁŁ†Ł’Ų²ŁŁ„ŁŽ { Ų¹ŁŽŲØŁŽŲ³ŁŽ ŁˆŁŽŲŖŁŽŁˆŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ‰ } فِي ابْنِ Ų£ŁŁ…Ł‘Ł Ł…ŁŽŁƒŁ’ŲŖŁŁˆŁ…Ł Ų§Ł„Ł’Ų£ŁŽŲ¹Ł’Ł…ŁŽŁ‰ Ų£ŁŽŲŖŁŽŁ‰ Ų±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ„ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡Ł ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ…ŁŽ ŁŁŽŲ¬ŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽ ŁŠŁŽŁ‚ŁŁˆŁ„Ł ŁŠŁŽŲ§ Ų±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ„ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ų£ŁŽŲ±Ł’Ų“ŁŲÆŁ’Ł†ŁŁŠ ŁˆŁŽŲ¹ŁŁ†Ł’ŲÆŁŽ Ų±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ„Ł Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡Ł ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ…ŁŽ Ų±ŁŽŲ¬ŁŁ„ŁŒ مِنْ Ų¹ŁŲøŁŽŁ…ŁŽŲ§Ų”Ł Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ“Ł’Ų±ŁŁƒŁŁŠŁ†ŁŽ ŁŁŽŲ¬ŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽ Ų±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ„Ł Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡Ł ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ…ŁŽ ŁŠŁŲ¹Ł’Ų±ŁŲ¶Ł Ų¹ŁŽŁ†Ł’Ł‡Ł ŁˆŁŽŁŠŁŁ‚Ł’ŲØŁŁ„Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł’Ų¢Ų®ŁŽŲ±Ł ŁˆŁŽŁŠŁŽŁ‚ŁŁˆŁ„Ł Ų£ŁŽŲŖŁŽŲ±ŁŽŁ‰ ŲØŁŁ…ŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁ‚ŁŁˆŁ„Ł ŲØŁŽŲ£Ł’Ų³Ł‹Ų§ ŁŁŽŁŠŁŽŁ‚ŁŁˆŁ„Ł Ł„ŁŽŲ§ ŁŁŽŁŁŁŠ Ł‡ŁŽŲ°ŁŽŲ§ Ų£ŁŁ†Ł’Ų²ŁŁ„ŁŽ Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų£ŁŽŲØŁŁˆ Ų¹ŁŁŠŲ³ŁŽŁ‰ Ł‡ŁŽŲ°ŁŽŲ§ Ų­ŁŽŲÆŁŁŠŲ«ŁŒ Ų­ŁŽŲ³ŁŽŁ†ŁŒ ŲŗŁŽŲ±ŁŁŠŲØŁŒ ŁˆŁŽŲ±ŁŽŁˆŁŽŁ‰ ŲØŁŽŲ¹Ł’Ų¶ŁŁ‡ŁŁ…Ł’ Ł‡ŁŽŲ°ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŲÆŁŁŠŲ«ŁŽ Ų¹ŁŽŁ†Ł’ Ł‡ŁŲ“ŁŽŲ§Ł…Ł بْنِ Ų¹ŁŲ±Ł’ŁˆŁŽŲ©ŁŽ Ų¹ŁŽŁ†Ł’ Ų£ŁŽŲØŁŁŠŁ‡Ł Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų£ŁŁ†Ł’Ų²ŁŁ„ŁŽ { Ų¹ŁŽŲØŁŽŲ³ŁŽ ŁˆŁŽŲŖŁŽŁˆŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ‰ } فِي ابْنِ Ų£ŁŁ…Ł‘Ł Ł…ŁŽŁƒŁ’ŲŖŁŁˆŁ…Ł ŁˆŁŽŁ„ŁŽŁ…Ł’ ŁŠŁŽŲ°Ł’ŁƒŁŲ±Ł’ ŁŁŁŠŁ‡Ł Ų¹ŁŽŁ†Ł’ Ų¹ŁŽŲ§Ų¦ŁŲ“ŁŽŲ©ŁŽ

Telah menceritakan kepada kami Sa’id bin Yahya bin Sa’id Al Umawi, ia berkata; telah menceritakan kepadaku ayahku, ia berkata; ini adalah apa yang telah kami sebutkan kepada Hisyam bin ‘Urwah dari ayahnya dari Aisyah, ia berkata; telah diturunkan surat ‘Abasa wa tawalla mengenai Ibnu Ummi Maktum, seseorang yang buta. Ia datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan berkata; wahai Rasulullah, berilah aku petunjuk! Sementara di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam terdapat pejabat-pejabat elit orang-orang musyrik. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berpaling darinya dan menghadap kepada orang-orang elit musyrik itu. Maka Ibn Maktum berkata: Apakah anda melihat cela pada apa yang aku katakan? Beliau menjawab: “Tidak.” Karena sikap nabi inilah wahyu diturunkan. Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan gharib. Dan sebagian mereka meriwayatkan haids ini dari Hisyam bin ‘Urwah dari ayahnya. Ia berkata; ‘Abasa wa tawalla diturunkan mengenai Ibnu Ummi Maktum, dan ia tidak menyebutkan dari Aisyah. (HR. Tirmidzi. No. 3254)

Ayat 1-16 dari surat ‘abasa yang dimaksud tersebut adalah sebagaimana berikut :Ā 

Ā Ų¹ŁŽŲØŁŽŲ³ŁŽ ŁˆŁŽŲŖŁŽŁˆŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ‰Ł°Ū¤ Ū Ā Ų£ŁŽŁ† Ų¬ŁŽŲ§Ū¤Ų”ŁŽŁ‡Ł Ł±Ł„Ū”Ų£ŁŽŲ¹Ū”Ł…ŁŽŁ‰Ł° Ū Ā ŁˆŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŪŒŁŲÆŪ”Ų±ŁŪŒŁƒŁŽ Ł„ŁŽŲ¹ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŪ„ ŪŒŁŽŲ²Ł‘ŁŽŁƒŁ‘ŁŽŁ‰Ł°Ū¤ Ū Ā Ų£ŁŽŁˆŪ” ŪŒŁŽŲ°Ł‘ŁŽŁƒŁ‘ŁŽŲ±Ł ŁŁŽŲŖŁŽŁ†ŁŁŽŲ¹ŁŽŁ‡Ł Ł±Ł„Ų°Ł‘ŁŁƒŪ”Ų±ŁŽŁ‰Ł°Ū¤ Ū Ā Ų£ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲ§ Ł…ŁŽŁ†Ł Ł±Ų³Ū”ŲŖŁŽŲŗŪ”Ł†ŁŽŁ‰Ł° Ū Ā ŁŁŽŲ£ŁŽŁ†ŲŖŁŽ Ł„ŁŽŁ‡ŁŪ„ ŲŖŁŽŲµŁŽŲÆŁ‘ŁŽŁ‰Ł° Ū Ā ŁˆŁŽŁ…ŁŽŲ§ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŪŒŪ”ŁƒŁŽ Ų£ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŲ§ ŪŒŁŽŲ²Ł‘ŁŽŁƒŁ‘ŁŽŁ‰Ł° Ū Ā ŁˆŁŽŲ£ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲ§ Ł…ŁŽŁ† Ų¬ŁŽŲ§Ū¤Ų”ŁŽŁƒŁŽ ŪŒŁŽŲ³Ū”Ų¹ŁŽŁ‰Ł° Ū Ā ŁˆŁŽŁ‡ŁŁˆŁŽ ŪŒŁŽŲ®Ū”Ų“ŁŽŁ‰Ł° Ū Ā ŁŁŽŲ£ŁŽŁ†ŲŖŁŽ Ų¹ŁŽŁ†Ū”Ł‡Ł ŲŖŁŽŁ„ŁŽŁ‡Ł‘ŁŽŁ‰Ł° Ū Ā ŁƒŁŽŁ„Ł‘ŁŽŲ§Ū¤ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽŁ‡ŁŽŲ§ ŲŖŁŽŲ°Ū”ŁƒŁŲ±ŁŽŲ©ą£± Ū Ā ŁŁŽŁ…ŁŽŁ† Ų“ŁŽŲ§Ū¤Ų”ŁŽ Ų°ŁŽŁƒŁŽŲ±ŁŽŁ‡ŁŪ„ Ū  فِی ŲµŁŲ­ŁŁą£² Ł…Ł‘ŁŁƒŁŽŲ±Ł‘ŁŽŁ…ŁŽŲ©ą£² Ū Ā Ł…Ł‘ŁŽŲ±Ū”ŁŁŁˆŲ¹ŁŽŲ©ą£² Ł…Ł‘ŁŲ·ŁŽŁ‡Ł‘ŁŽŲ±ŁŽŲ©ŁŪ­ Ū Ā ŲØŁŲ£ŁŽŪŒŪ”ŲÆŁŪŒ Ų³ŁŽŁŁŽŲ±ŁŽŲ©ą£² Ū Ā ŁƒŁŲ±ŁŽŲ§Ł…ŁŪ­ ŲØŁŽŲ±ŁŽŲ±ŁŽŲ©ą£²)

Artinya:Ā 
1. Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, 2. karena telah datang seorang buta kepadanya. 3. Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa) 4. atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya? 5. Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup, 6. maka kamu melayaninya. 7. Padahal tidak ada (alasan) atasmu kalau dia tidak membersihkan diri (beriman). 8. Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran). 9. sedangkan ia takut kepada (Allah), 10. maka kamu mengabaikannya. 11. Sekali-kali jangan (demikian)! Sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan itu adalah suatu peringatan, 12. maka barang siapa yang menghendaki, tentulah ia memperhatikannya, 13. di dalam kitab-kitab yang dimuliakan, 14. yang ditinggikan lagi disucikan, 15. di tangan para penulis (malaikat), 16. yang mulia lagi berbakti.

Perhatikan, bagaimana Allah swt mengajarkan kepada Rasulullah untuk juga berlaku adil terhadap orang buta dari kalangan masyarakat bawah atau biasa sekalipun. Dan disaat Rasulullah mengabaikannya maka seketika itu pula Allah swt mengingatkannya. Hal ini mengandung suatu pembelajaran yang sangat indah dan agung, betapa seseorang (terlebih pemimpin) haruslah mampu berlaku adil dengan memberikan perhatian yang sama antusiasnya baik terhadap kalangan pembesar maupun rakyat jelata, tidak boleh dibeda-bedakan dalam memperlakukan dan memberikan perhatian.Ā 

Ketiga, Rasulullah memperlakukan sama dalam pengajaran dan ibadah antara laki-laki dan perempuan. Sebagaimana diriwayatkan bahwa suatu ketika Asma’ binti Yazid bin Sakan bin Rafi’ bin Imri’il Qais bin Abdul Asyhal bin Haris Al-Anshariyyah menghadap dan memprotes Rasulullah SAW tentang kalangan (para wanita) yang seakan tidak diberi ruang apresiasi Ā yang sama dalam menjalankan aktifitas (ibadah) yang berbeda dengan kalangan laki-laki, seperti melakukan shalat Jum’at dan shalat berjamaah, mengunjungi orang sakit, melayat orang mati, dan berhaji dan jihad fi sabilillah.Ā 

Mendengar protes kalangan wanita yang diwakili oleh sahabiyah Asma’ tersebut, Rasulullah bersabda, “Pahamilah wahai perempuan, dan ajarkanlah pada para wanita di belakangmu. Sesungguhnya amal wanita bagi suaminya, meminta keridhaan suaminya, mengikuti apa yang disetujui suaminya setara dengan amal yang dikerjakan oleh kaum lelaki seluruhnya.” Mendengar jawaban Rasulullah SAW, Asma’ merasa sangat gembira lalu beranjak pergi. Hal ini memberikan pengajaran bahwa Rasulullah saw mencontohkan keadilannya bahwa amal kebajikan dan aktifitas ibadah dapat dilakukan oleh siapa saja secara sama namun tetap sesuai dengan porsi dan ranahnya masing-masing.Ā 

Keempat, Rasulullah memberikan contoh tentang sikap keadilannya sekalipun terhadap musuh. Sebagaimana dalam kisah antara Rasulullah saw dengan seorang pembesar dari kabilah Hunaifiyyah bernama Sammamah yang menjadi tawanan dan tetap diperlakukan dengan sangat terhormat oleh Rasulullah saw (sebagaimana telah diceritakan pada tulisan di bab yang lain dari tulisan ini). Karena memang Islam mengajarkan untuk tetap memperlakukan dengan adil dan terhormat pada semua tawanan khususnya dari kalangan orang terhormatnya sebagaimana kalangannya menghormatinya.

Keadilan yang dicontohnya oleh Rasulullah adalah teladan yang sempurna dalam menggambarkan tentang perilaku adil. Yaitu bahwa sikap adil bukanlah semata dipahami sebagai suatu keputusan yang semata harus selalu sama. Adil Ā bukanlah semua harus sama rata dan sama rasa, melainkan definisi adil adalah “wad’u syai’ ‘alaa mahallihi, meletakkan sesuatu pada tempatnya secara proporsional”. Inilah keadilan dalam Islam, yaitu segala sesuatu telah Allah swt ciptakan sesuai kadarnya (kapasitas dan timbangannya) masing-masing. Semuanya memiliki pemenuhan yang berbeda. Keadilan akan baru dapat dianggap adil dan mampu memantaskan sesuatu manakala keadilan itu berdasarkan pada ketetapan dari Sang Maha Adil yaitu Allah swt. Karena ketetapanNya pastilah demi kebaikan bagi semua makhluk ciptaanNya. Sehingga keadilan akan tercipta manakala merujuk pada aturan Tuhan dan tidak pada yang lainnya.

Post Views: 360
Previous Post

Tips Pede Ala MC Jajang Untuk Finalis Mothercare Jatim

Next Post

Masyarakat Indonesia Kurang Literasi Soal Fintech Syariah

Adam Kukuh Kurniawan

Adam Kukuh Kurniawan

Next Post

Masyarakat Indonesia Kurang Literasi Soal Fintech Syariah

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest

ISLAM DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN

August 4, 2023
oval layer

5 Gaya Rambut yang Tepat untuk Pipi Chubby agar Tampil Lebih Menarik

August 25, 2024

Yuk Kenali Istilah Dalam Karate

August 3, 2023

AYAT-AYAT KREATIFITAS DAN INOVASI PELAYANAN

August 4, 2023
Permainan Interaktif Menjadi Media KKN FP UB Pupuk Minat Baca Anak Desa Kromengan

Permainan Interaktif Menjadi Media KKN FP UB Pupuk Minat Baca Anak Desa Kromengan

39
Pemkot Malang Tingkatkan Sinergi dan Soliditas Demi Keamanan Wilayah

Pemkot Malang Tingkatkan Sinergi dan Soliditas Demi Keamanan Wilayah

8
Budayakan Gaya Hidup Sehat, Fapet UB Gelar Latihan Jalan Nordik

Budayakan Gaya Hidup Sehat, Fapet UB Gelar Latihan Jalan Nordik

7
Manfaat Naik Turun Tangga Setiap Hari Bagi Kesehatan

Manfaat Naik Turun Tangga Setiap Hari Bagi Kesehatan

7
UB Buka Crisis Center bagi Mahasiswa Terdampak

UB Buka Crisis Center bagi Mahasiswa Terdampak

December 10, 2025
Walikota Malang Pacu Ketahanan Pangan Bersama Kelompok Tani Kebonsari

Indonesia Percepat Swasembada Pangan 2026

December 10, 2025
Workshop Digital Marketing Dorong Sinergi Unit Usaha UB

Workshop Digital Marketing Dorong Sinergi Unit Usaha UB

December 10, 2025
GPdI Rayakan Natal Bersama 1.000 Anak Panti, Ruang Kasih di Tengah Keterbatasan

GPdI Rayakan Natal Bersama 1.000 Anak Panti, Ruang Kasih di Tengah Keterbatasan

December 10, 2025

Popular Stories

  • ISLAM DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 5 Gaya Rambut yang Tepat untuk Pipi Chubby agar Tampil Lebih Menarik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yuk Kenali Istilah Dalam Karate

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • AYAT-AYAT KREATIFITAS DAN INOVASI PELAYANAN

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tren Rambut Pria 2025: Gaya Modern dan Maskulin

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
UB Radio 107.5 FM
107.5 FM
Tap to Play
  • Berita
  • Tentang Kanal24
  • Layanan
  • Pedoman Media Siber
Copyright Kanal24.com 2025

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Berita Terkiniā€Ž
  • Perspektif
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan

Copyright Kanal24.com 2025