KANAL24, Madiun – Mahasiswa Membangun Desa (MMD) Universitas Brawijaya Kelompok 840 melakukan “Sosialisasi dan Pelatihan Pengolahan Sampah dan Limbah Secara Sains” untuk Warga Desa Bulakrejo, Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun di Balai Desa Bulakrejo Rabu (27/07/2023).
Acara yang diikuti oleh peserta yang merupakan warga Desa Bulakrejo ini dihadiri oleh Kepala Desa, Babinsa (Bintara Pembina Desa), dan Ibu-IBu PKK Desa Bulakrejo.
Rangkaian kegiatan ini meliputi sosialisasi pemilahan sampah beserta manfaatnya. Lalu dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan lilin dari minyak jelantah dan pupuk kompos secara sederhana atau tanpa bahan kimia tambahan.
Kepala Desa Bulakrejo, Zaenuri hadir untuk mendukung kegiatan ini sekaligus memberi sambutan dan membuka acara.
“Saya sangat mendukung dan mengapresiasi penuh kegiatan sosialisasi pengolahan sampah dan limbah secara sains oleh adik-adik mahasiswa (MMD UB) di desa kami, ditambah lagi hal ini (sampah dan limbah) terlihat sepele namun kalau dibiarkan akan mencemari lingkungan,” kata Zaenuri.
Zaenuri melanjutkan bahwa dengan adanya berbagai inovasi dari MMD UB Kelompok 840 ini akan memberikan dampak positif baik Desa Bulakrejo. Sehingga, melalui kegiatan ini diharapkan Desa Bulakrejo dapat menjadi desa yang lebih bersih. Serta, para warganya memiliki kepedulian dan nilai kreatif dalam melakukan pengolahan sampah dan limbah.
Acara dilanjutkan dengan penyampai materi terkait pengolahan sampah dan limbah secara sains yang disampaikan oleh pemateri pertama yang merupakan Mahasiswa dari Departemen Fisika, Gesit Alam Prayoga dan Mahasiswa dari Departemen Kimia, Siti Zulaikha. Dua materi tersebut menjadi materi penting yang dibawakan oleh kedua pemateri karena melihat kurangnya pengetahuan dan kesadaran dalam pemilahan sampah serta pengolahan sampah organik menjadi suatu hal yang bernilai dan bermanfaat.
Gesit menjelaskan bahwa jika sampah diolah dengan benar maka bisa mengurangi tingkat sampah ataupun pembakaran yang bisa menyebabkan debu dan polusi udara.
“Penumpukan sampah di desa memang terlalu terlihat namun jika dibiarkan akan mencemari lingkungan dan mengganggu pemandangan alam sekitar,” ujar Gesit.
Pemilahan sampah didasarkan pada 3 jenis yaitu Organik, Anorganik dan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Contoh dari sampah organik seperti Minyak Jelantah, sisa masak sayur dan buah, kertas bekas. Contoh dari sampah anorganik seperti Botol bekas, besi, kaleng. Contoh dari sampah B3 obat-obatan kadaluarsa, jarum suntik, cairan kimia.
Peserta yang merupakan Ibu-Ibu PKK sangat bersemangat dan antusias dalam mengikuti rangkaian acara, terutama ketika mereka mengetahui bahwa MMD Kelompok 840 menggunakan bahan-bahan bekas dan tanpa mengeluarkan biaya untuk mengolah sampah dan limbah secara sains. Hal ini disampaikan oleh salah satu Ibu PKK yang menjadi peserta, Sunarsih.
“Ibu-Ibu sangat tertarik dalam pembuatan lilin (dari minyak jelantah) dan kompos yang disampaikan oleh adik-adik mahasiswa karena memang bahan utamanya mudah ditemukan dan tentunya tidak perlu beli atau keluar uang,” ujar Sunarsih.
MMD UB Kelompok 840 berharap pelatihan membuat lilin dari minyak jelantah dan pembuatan kompos dapat terus berjalan dan diaplikasikan seperti kompos sebagai pupuk tanaman sawah ataupun pupuk tanaman sekitar rumah dan lilin yang bisa digunakan sebagai penerangan saat listrik padam ataupun hanya sebagai aromaterapi. Selain itu, melalui pelatihan ini juga diharapkan dapat dikembangkan hingga diperjualbelikan. (nid)