KANAL24, Malang – Prestasi membanggakan diperoleh tim mahasiswa asal Universitas Brawijaya (UB) Malang. Mereka adalah Moch. Rofiul Qorni, Isbakhul Lailatil Fibriyah, dan Ivan Hidayat Eko Saputro, ketiganya mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian bersama Aini Salsabila dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Keempat mahasiswa tersebut berhasil mengalahkan 85 tim yang berasal dari India, Kanada, Korea Selatan, Malaysia serta Indonesia.
Mereka mempersembahkan Gold Medal pertama di level internasional bagi UB dalam ajang Asean Innovative Science Environmental, and Entrepreneur Fair (AISEEF) 2021 yang diselenggarakan Indonesian Young Scientist Association bekerjasama dengan Food Technology Departmen – Institut Pertanian Bogor (IPB), Nutrition Department – Universitas Diponegoro (UNDIP), Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS), Indonesia International Institute for Life Sciences (i3L), Yayasan Prestasi Pendidik Indonesia, Himpunan Penggiat Adiwiyata Indonesia Malang Raya dan AISEEF Organizing Committee.
AISEEF merupakan kompetisi nasional dan internasional tahunan antar universitas se Asia dibidang science, lingkungan dan entrepreneurship. Pada 2021 terdapat empat kategori AISEFF yang dilombakan yaitu Enterprenuer (business plan, management, marketing), Social Science, Environmental Science (interaksi komponen fisik, kimia, dan biologi lingkungan serta hubungan dan efek komponen tersebut dengan organisme pada lingkungan), serta Innovation Science (inovasi dalam bidang Fisika Terapan, Kimia dan Biologi yang dapat berupa produk aplikasi, alat peraga dan temuan kreatif).
Mengusung POTY yang merupakan sistem budidaya sayuran hidroponik berbasis IoT (Internet of Thing) untuk menghasilkan produk sayuran organik yang berkualitas, keempat mahasiswa ini berhasil menjadi juara pertama pada kategori Innovation Science.
Moch. Rofiul Qorni, selaku ketua tim mengatakan metode POTY meliputi kandungan nutrisi, penambahan sinar UV dan sistem aerasi secara terkontrol melalui smartphone yang dapat digunakan pada greenhouse berbagai ukuran.
“Kelebihan teknologi ini mampu mengontrol kebutuhan zat-zat yang dibutuhkan tanaman. Dengan demikian POTY mampu meningkatkan hasil produksi sayuran hidroponik berkualitas tinggi dengan biaya relatif lebih efisien,” jelasnya.
POTY juga mendapat respon positif ketika diterapkan di daerah Tumpang dan Kepanjen, Kabupaten Malang.
“Alhamdulillah saya senang dengan adanya POTY ini karena sangat membantu saya terjun di usaha hidroponik. Padahal lahan dan pengetahun saya terbatas lho, tetapi berkat POTY hasil sayuran kami hasilkan bagus bagus dengan biaya yang rendah. ” kata Zainab salah satu pengusaha hidroponik rumahan pengguna POTY dari Kepanjen Malang. (Meg)