Kanal24, Malang – Stimulasi motorik halus memiliki peran yang sangat penting dalam tumbuh kembang anak usia dini. Kemampuan ini tidak hanya mendukung perkembangan fisik, tetapi juga berkontribusi signifikan terhadap perkembangan kognitif dan kreativitas anak. Menyadari hal tersebut, Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FTUB) terus berkomitmen dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, salah satunya melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
Sebagai bagian dari upaya ini, tim dosen FTUB menyelenggarakan kegiatan pengembangan kreativitas anak usia dini di Sekolah Bilingual. Kegiatan ini mengusung tema “Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Mewarnai, Melipat, dan Membuat Bentuk Sebagai Aplikasi Seni Desain Visual.” Melalui kegiatan-kegiatan ini, anak-anak diajak untuk mengasah kemampuan motorik halus mereka, sekaligus mengenalkan dasar-dasar seni desain visual yang bermanfaat untuk masa depan mereka.
Program Pengabdian Masyarakat ini diikuti oleh sejumlah siswa Playgroup dan Taman Kanak-kanak See Me Grow Kota Malang. Menurut Ketua Program Pengabdian Masyarakat Prodi Arsitektur FTUB, Dr. Eng. Novi Sunu Sri Giriwati. S.T., M.Sc, menekankan bahwa melalui kegiatan Pengmas ini, para dosen dan sejumlah mahasiswa dapat berbagi ilmu yang sebelumnya telah diperoleh di dunia akademik untuk selanjutnya diimplementasikan kepada masyarakat, dalam hal ini kepada anak-anak.
“Kami berupaya untuk mengaplikasikan pengetahuan yang kami dapat sehingga tidak hanya berhenti di bangku perkuliahan saja, tetapi juga berlanjut kepada masyarakat luas,” lanjutnya.
Menurut Novi kegiatan belajar menggambar, mewarna, dan membuat bentuk dengan bahan sederhana akan meningkatkan kemampuan motorik siswa dan berguna untuk meningkatkan kreativitas.
Melalui kegiatan menggambar dan mewarnai, anak-anak dapat mengembangkan koordinasi antara tangan dan mata, serta melatih keterampilan motorik halus mereka.
Siswa diajarkan untuk membuat sebuah rumah, kreativitas anak-anak akan diasah melalui imajinasi mereka dalam menentukan bagaimana bentuk dari rumah dan bagaimana warna rumah bisa terbentuk sesuai dengan bahan dasar yang digunakan.
“Menggambar dan mewarnai rumah memerlukan kreativitas, misalnya atap yang berbahan ijuk akan berbeda dengan rumah dengna atap yang menggunakan genteng. Hal tersebut dipengaruhi besar oleh kreativitas anak, sehingga mereka diberikan kebebasan untuk mengkreasikan karyanya sesuai dengan konteks aslinya,” terang Novi.
Ia melanjutkan, learning by doing diterapkan untuk mendorong anak-anak belajar melalui praktik langsung. Anak-anak diajak untuk aktif terlibat dalam proses menciptakan karya seni. Dengan melakukan kegiatan secara langsung anak akan mudah meresapi dan memahami apa yang diajarkan.
Kegiatan yang diadakan di See Me Grow Daycare, Gym kids, Babyclass PG & TK Malang ini juga melibatkan mahasiswa FT UB serta guru-guru yang bertugas. Novi menjelaskan bahwa dirinya sangat terbantu dengan adanya bantuan para guru-guru See Me Grow. menurutnya, para guru berhasil berkolaborasi dengan baik dengan tim pengabdian masyarakat dengan mengajak para siswa untuk siap menerima materi dengan tenang.
Novi berharap, dengan adanya pengabdian masyarakat ini teman-teman mahasiswa dapat mempelajari bahwa apa yang telah didapatkan di kampus sudah sepatutnya untuk dimanfaatkan untuk masyarakat luas.
Sementara itu, Arida Juliani. S.Pd, Kepala Sekolah TK See Me Grow menyampaikan apresiasi kepada tim Pengmas UB yang telah memilih TK See Me Grow sebagai lokasi pengabdian. Menurutnya kegiatan pengabdian seperti ini akan menambah rasa kepercayaan diri dari masing-masing anak sehingga kelak mereka dapat mengembangkan minat dan bakat mereka.
Program pengabdian ini juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara lembaga pendidikan tinggi dengan institusi pendidikan anak usia dini. Melalui kerja sama ini, para dosen dan mahasiswa dapat berbagi ilmu dan pengalaman mereka dengan para pendidik di sekolah, sehingga metode pembelajaran yang diterapkan di kelas dapat lebih bervariasi dan inovatif.
“Harapan saya, semoga untuk kedepannya kegiatan seperti ini dapat berkesinambungan dan berkelanjutan. Karena ini program dari prodi arsitektur mungkin nanti anak-anak dapat diberikan program peningkatan kreativitas, terutama untuk siswa PG dan TK,” pungkas Arida. (fan)