KANAL24, Jakarta – Realisasi ekspor di tahun 2020 yang cukup impresif, diyakini akan dapat memicu peningkatan ekspor produk non migas tahun 2021 hingga 7,86 persen. Semula, Kementerian Perdagangan (Kemendag) menargetkan kenaikan pertumbuhan ekspor produk non migas tahun 2021 sebesar 6,3 persen.
Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi, menjelaskan tahun 2020 lalu Kemendag menargetkan angka ekspor produk migas sebesar USD163,05 miliar. Namun realisasi kinerja ekspor non migas tahun lalu ternyata mampu mencapai USD154,99 miliar. Capaian ini hampir mendekati target atau setara 95,06 persen.
“Untuk ekspor non migas kita berharap bisa menggenjot penetrasi pasar dengan mitra dagang kita seperti ke China, Amerika Serikat dan Jepang. Mudah – mudahan ini bisa tercapai,” kata Muhammad Lutfi dalam pernyataannya, Jumat, (29/1/2021).
Untuk mencapai target baru itu, Kemendag akan berupaya maksimal agar peningkatan penjualan produk khususnya di tiga negara utama yaitu ke China, Amerika Serikat (AS) dan ke Jepang.
Ekspor ke China ditargetkan ekspor bisa tumbuh 10,99 persen. Berkaca dari tahun lalu realisasi ekspor ke China mencapai USD29,93 juta atau melebihi target sebesar USD27,71 juta. Adapun produk andalan yang diekspor ke China yaitu CPO dan turunannya, pulp, produk besi dan baja serta lainnya.
Untuk ekspor ke ke AS, Lutfi berharap perdagangan dengan negara itu bisa tumbuh 8,16 persen tahun ini. Tahun 2020 lalu, angka penjualan produk non migas ke AS mencapai USD18,62 juta atau melebihi target yang ditetapkan sebesar USD18,60 juta. Komoditas utama yang diekspor ke AS adalah udang, elektronika, turunan CPO, ban dan lainnya.
Selanjutnya ekspor ke Jepang diharapkan tahun ini bisa naik sebesar 7,50 persen dibandingkan tahun lalu. Lutfi mengatakan, tahun 2020 angka penjualan produk non migas ke Jepang mencapai USD12,88 juta, lebih rendah dari target USD14,46 juta.(sdk)