KANAL24, Malang – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, Jawa Timur menyatakan bahwa kenaikan harga beras pada periode Agustus 2023 mendorong terjadinya inflasi sebesar 0,07 persen di wilayah tersebut.
Ketua Tim Statistik Distribusi BPS Kota Malang, Dwi Handayani dalam jumpa pers secara virtual di Kota Malang, Jumat (01/09/2023) mengatakan bahwa pada bulan Agustus 202, komoditas beras tercatat mengalami kenaikan sebesar 2 persen dengan memberikan andil sebesar 0,08 persen terhadap inflasi.
“Andil utama dari inflasi Kota Malang, kenaikan harga beras sebesar 2,5 persen dengan andil 0,08 persen. Ini cukup besar,” kata Dwi.
Dwi menjelaskan selain kenaikan harga beras, inflasi Kota Malang pada periode tersebut juga disebabkan adanya kenaikan biaya pendidikan sebesar 1,37 persen dengan andil 0,04 persen, kenaikan harga cabai rawit 20,93 persen dengan andil 0,03 persen.
Komoditas lain yang mendorong terjadinya inflasi di Kota Malang, lanjutnya, adalah kenaikan harga ayam hidup sebesar 11,51 persen, tahu mentah naik 3,01 persen dan daging sapi mengalami kenaikan sebesar 1,51 persen.
“Inflasi Kota Malang didorong dua komoditas yakni kenaikan harga beras dan biaya pendidikan,” katanya.
Sementara itu, untuk komoditas penghambat inflasi atau penyumbang deflasi adalah penurunan harga daging ayam ras sebesar 6,9 persen, bawang merah 19,88 persen, telur ayam ras turun sebesar 4,94 persen, minyak goreng 2,08 persen, bawang putih 4,46 persen, dan cabai merah 5,99 persen.
“Komponen bahan makanan pada Agustus mengalami deflasi, seperti daging ayam ras, bawang merah, telur ayam dan minyak goreng,” katanya.
Tercatat, inflasi year on year (YoY) Kota Malang atau periode Agustus 2022 dibanding Agustus 2023, sebesar 3,17 persen, lebih rendah dibanding Jawa Timur yang sebesar 4,13 persen, dan tingkat nasional yang tercatat sebesar 3,27 persen.
Sementara inflasi kumulatif Kota Malang tercatat sebesar 1,48 persen, lebih rendah dibanding Jawa Timur yang sebesar 1,72 persen, dan dibanding nasional yang tercatat sebesar 1,43 persen. (nid)