KANAL24, Malang – Berasal dari keluarga petani, membuat pemuda 20 tahun asal Samarinda Kalimantan Timur ini bertekad untuk membuat perubahan di dunia. Ialah Ari Gunawan, mahasiswa Universitas Negeri Malang tersebut berhasil mewakili Indonesia mengikuti ajang Korea Startup Grand Challenge (KSGC ’19) di Pangyo Startup Campus Korea Selatan (5/9-5/12/2019) lalu. Ari bersama timnya mencipatkan teknologi berkelanjutan di bidang pertanian dengan nama KerabaTani.
Kepada kanal24.co.id, Ari menceritakan KerabaTani hadir untuk meningkatkan pertanian kentang dan menciptakan teknologi baru. KerabaTani adalah aplikasi berbasis sistem pertanian cerdas manajemen trigonal yang menghubungkan zenbox sebagai sensor utama dan menerapkan sistem karakteristik lingkungan dengan cloud computing yang menghasilkan output berupa notifikasi rekomendasi di aplikasi tentang kondisi tanah seperti jadwal tanam, pasokan nutrisi, deteksi infeksi serangga, dan jadwal panen. Terdapat tiga sensor pada teknologi ini, yaitu sensor Ph tanah, suhu tanah dan sensor kelembapan tanah.
“KerabaTani ini saya buat bersama 2 rekan saya, Austin Fascal dari Fakultas Teknik, dan Moch. Hafidhuddin Karim dari Fakultas MIPA. Sensor ini kami ciptakan di awal 2018 lalu,” ungkap Ari.
Lanjutnya, KerabaTani sensor ditanam di tanah dan dapat menjangkau hingga jarak 50 m2. Sensor ini juga ramah lingkungan, karena menggunakan matanari sebagai sumber energi.
Mahasiswa jurusan Pendidikan Administrasi itu mengatakan KSGC merupakan salah satu kompetisi startup kelas dunia yang di gelar setiap tahunnya. Korea Startup Grand Challenge adalah kompetisi yang langsung dipersembahkan oleh Pemerintah Republik Korea melalui Kementerian SMEs (Small Medium Enterprise and Startup) atau jika di Indonesia disebut Kementerian UMKM.
Ajang ini diikuti oleh 1.667 start up dari 97 negara. Dari jumlah tersebut, hanya dipilih 40 startup dari seluruh negara peserta, dan KerabaTani salah satu startup yang dipilih untuk mewakili Indonesia bersama dengan satu startup lagi dari Universitas Indonesia.
Berada di Korea Selatan selama 3,5 bulan, kesempatan yang tidak datang dua kali ini benar-benar dimanfaatkan oleh Ari. Selain, mengikuti mentoring pada bulan pertama, di awal bulan kedua KSGC digelar, Ari dan satu perwakilan Vietnam mendapat undangan dari World Bank sebagai perwakilan startup terbaik negara berkembang dan berkesempatan memperkenalkan startup di depan Wakil Presiden World Bank, Makhtar Diop.
“Dari ajang ini, saya mendapat banyak sekali ilmu yang berguna untuk pengembangan KerabaTani kedepan. Dari progress di Korea kemarin, saat ini kami sedang mengembangkan versi kedua KerabaTani dengan menggabungkan 3 sensor menjadi satu, sehingga lebih simple dan lebih murah.
Selain itu, kami juga sedang mengembangkan sensor untuk lahan sawah. Saya berharap adanya teknologi berkelanjutan ini dapat meningkatkan kembali kualitas lahan pertanian di Indonesia,” pungkasnya.(Meg)