KANAL24, Malang – Ketahanan air dibutuhkan dalam rangka mendukung ketahanan pangan dan energi dengan membuat tampungan-tampungan disamping pelestarian atau konservasi. Disampaikan oleh Dirjen SDA Kementerian PUPR, Dr. Ir. Hari Suprayogi M.Eng sebelum dimulainya Munas 2 Forum Alumni Pengairan (FAP) hari ini (26/10/2019) di Jurusan Teknik Pengairan FT UB.
“Kalau bicara mengenai PU, Sumber daya air misalnya, saya bicaranya wilayah sungai bukan DAS. Wilayah sungai adalah kumpulan dari DAS-DAS dan saya kira kalau kita bicara wilayah sungai juga ada hubungannya dengan kondisi DAS yang ada di hulunya. Ini harus sinkron, Pemerintah sudah punya banyak program untuk itu, antara lain seperti GN-KPA (Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air), Citarum Harum, kemudian sekarang juga menginjak ke danau, sebentar Rawapening,” jelas pemuda kelahiran Malang itu.
Presiden Jokowi dengan nawacitanya 2014-2019, mencanangkan 65 bendungan dan sampai bulan desember ini ada 65 sudah selesai kontraknya. Sekarang sudah 16 selesai dari 65 bendungan itu, sisanya terkontrak dan masih ada yang tender di akhir bulan ini.
Ketahanan air jelas akan bertambah, ilustrasinya Indonesia sekarang mempunyai 7,3 juta hektar sawah irigasi teknis. Sebagian besar airnya dari bendungan-bendungan dan run of river. Di awal 2014, hanya 11 persen dari 7,3 juta yang dilayani dan dijamin oleh bendungan atau waduk. Waduk menjamin air yang ditampung saat musim hujan dan dipakai di musim kemarau. Artinya sistem irigasi dijamin airnya, sekarang kalau 65 bendungan itu nanti jadi kira-kira di tahun 2023, sawah yang dilayani oleh waduk akan meningkat menjadi 18 atau 19 persen dari 11 persen.
“Mengenai ketahanan air, dalam rangka program Presiden Jokowi ada yang namanya Visium 2030. Kapasitas tampung kita 50M kubik per kapita per tahun. Itu masih jauh dibawah Thailand yang sudah 1.200M kubik per kapita per tahun. Kita sedikit diatas Nigeria yang 38M Kubik per kapita per tahun. Nanti, visium 2030 itu inginnya mencapai 120M kubik per kapita per tahun. Jadi, terus berjalan supaya, kita tidak terlambat kita terus bergerak meningkat, idealnya 1500M kubik per kapita per tahun,” tambah Yogi yang baru saja terpilih menjadi Ketua FAP periode 2019-2022 tersebut.
Kemudian, Yogi juga menyampaikan bahwa balai besar wilayah sungai sudah terbentuk. Ada 34 balai wilayah sungai, balai besarnya ada 12, sisanya balai wilayah sungai. Untuk di Provinsi Jawa Timur sendiri, ada Brantas dan Bengawan Solo. (meg)