Kanal24, Malang – Untuk memperkuat jejaring akademik internasional sekaligus memperluas penyebarluasan hasil penelitian, Fakultas Vokasi Universitas Brawijaya (UB) menyelenggarakan The 4th International Conference on Applied Science for Vocational Education (ICASVE) 2025 dengan tema “Entrepreneurship, Creativity, and AI-Driven Innovation in the Digital Era”.
Kegiatan yang digelar di Gedung Widyaloka UB pada Jumat (1/8/2025) ini bertujuan membangun personal branding para peneliti dan dosen, mendorong branding global Universitas Brawijaya, serta menciptakan ruang berbagi pengetahuan dan kolaborasi lintas negara, khususnya dalam pemanfaatan teknologi dan inovasi berbasis kecerdasan buatan (AI).
Baca juga:
Kabupaten Malang Kukuhkan Komitmen Inklusif Lewat Perda Disabilitas

Ketua Pelaksana, Dr. Sovia Rosalin, A.Md., S.AP., S.Kom., M.AB., menjelaskan bahwa ICASVE 2025 menjadi wadah penting bagi para dosen dan peneliti untuk berbagi hasil riset, memperluas jejaring, dan membangun reputasi global Universitas Brawijaya.
“Latar belakang konferensi ini adalah untuk menyebarluaskan hasil penelitian, memperkuat personal branding dosen dan peneliti, serta mendorong branding Universitas Brawijaya di kancah internasional. Kami ingin menciptakan ruang kolaborasi lintas negara dan disiplin, sekaligus memberi dampak nyata bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan kebijakan publik,” ungkap Sovia.
Menurutnya, kehadiran sekitar 90 peserta, baik dari dalam maupun luar negeri, membuktikan tingginya animo terhadap forum ini. Ia menambahkan bahwa target utama ICASVE bukan hanya publikasi artikel di jurnal bereputasi internasional, tetapi juga menghasilkan rekomendasi kebijakan, khususnya terkait penerapan kecerdasan buatan (AI) di sektor pendidikan tinggi.
“Harapannya, penelitian yang dipresentasikan tidak berhenti sebagai paper, tetapi juga memberi kontribusi kebijakan yang relevan bagi perguruan tinggi dan masyarakat luas,” tambahnya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Vokasi UB, Dr. Mukhammad Kholid Mawardi, S.Sos., M.AB., Ph.D., menekankan pentingnya ICASVE sebagai program prioritas internasionalisasi Universitas Brawijaya.

“Standar internasional menuntut partisipasi lintas negara. Karena itu, kami menghadirkan invited speakers dari Jerman, Taiwan, dan Singapura, serta peserta dari lima negara berbeda. Konferensi ini tidak hanya menghasilkan publikasi, tetapi juga menjadi ruang diskusi strategis untuk merespons isu-isu global terkait kewirausahaan, kreativitas, dan penggunaan AI,” jelas Kholid.
Ia juga menyinggung bahwa peran AI dalam kewirausahaan dan pendidikan masih menjadi perdebatan hangat. “AI memungkinkan akses informasi dan mitigasi risiko bisnis dengan lebih baik, tetapi di sisi lain, tantangannya adalah bagaimana memastikan lulusan tetap memiliki kreativitas dan daya pikir kritis. Karena itu, riset-riset di forum ini diharapkan mampu memberi peta yang jelas tentang dampak AI terhadap pengembangan wirausaha dan pendidikan,” paparnya.

Baca juga:
Mahasiswa TI Vokasi UB Tampilkan Inovasi di Tech Fair 2025
Konferensi internasional ini juga diarahkan untuk mendukung program Kampus Berdampak Universitas Brawijaya. Kolaborasi riset dan pengembangan bersama universitas mitra di luar negeri, termasuk rencana three in one program dengan praktisi global, menjadi langkah nyata dalam mengakselerasi kualitas pengajaran dan penelitian di tingkat internasional.
Dengan rangkaian diskusi, presentasi riset, dan peluang kerja sama lintas negara, ICASVE 2025 tak hanya menjadi ruang ilmiah, tetapi juga sarana strategis dalam merumuskan arah baru pendidikan vokasi di era digital. Seperti disampaikan oleh Dr. Sovia, “Kami berharap ICASVE 2025 menjadi pijakan penting dalam melahirkan inovasi-inovasi yang bermanfaat, tidak hanya di ranah akademik, tetapi juga dalam kehidupan nyata masyarakat global.” (nid/dht)