Kanal24 – Indonesia menjadi saksi momen bersejarah saat Paus Fransiskus menginjakkan kaki di tanah air ini. Kunjungan yang sangat dinanti ini tidak hanya menandai hubungan erat antara Vatikan dan Indonesia, tetapi juga memberikan kesempatan bagi masyarakat Indonesia untuk lebih mengenal sosok pemimpin gereja Katolik ini dari dekat. Dikenal sebagai Paus yang sederhana, penuh empati, dan bersemangat dalam merangkul teknologi modern, Paus Fransiskus membawa banyak kisah inspiratif yang patut dijadikan teladan.
1. Hidup dengan Satu Paru-paru: Simbol Ketahanan dan Empati
Salah satu fakta yang mengejutkan tentang Paus Fransiskus adalah bahwa ia hanya memiliki satu paru-paru yang berfungsi penuh. Di usia remaja, Paus Fransiskus mengalami infeksi pernapasan yang serius, yang akhirnya memaksa para dokter untuk mengangkat sebagian dari paru-paru kanannya. Kendati hidup dengan satu paru-paru, hal ini tidak menghalangi Paus Fransiskus untuk menjalani kehidupan yang aktif dan produktif.
Kisah ini bukan hanya sekedar cerita tentang tantangan kesehatan, tetapi juga menggambarkan betapa kuatnya ketahanan manusia. Paus Fransiskus kerap mengingatkan umatnya tentang pentingnya menjaga kesehatan dan menjalani gaya hidup sehat. Pengalamannya ini juga diyakini telah membentuk rasa empatinya yang mendalam terhadap mereka yang hidup dengan keterbatasan fisik atau penyakit kronis. Dalam berbagai kesempatan, ia menunjukkan dukungannya kepada orang-orang yang menghadapi cobaan serupa, menjadi sumber inspirasi dan harapan bagi banyak orang.
2. Merangkul Era Digital: Menjadi Pemimpin Agama di Dunia Modern
Dalam era digital yang serba cepat ini, Paus Fransiskus tampil sebagai salah satu pemimpin agama yang paling aktif di media sosial. Dengan jutaan pengikut di berbagai platform seperti Twitter (sekarang X) dan Instagram, ia menggunakan teknologi modern sebagai sarana untuk menjangkau umat di seluruh dunia.
Melalui media sosial, Paus Fransiskus tidak hanya berbagi pesan-pesan inspiratif dan pembaruan kegiatan, tetapi juga menyampaikan pandangannya terhadap isu-isu sosial yang relevan. Pandangannya bahwa internet adalah “anugerah dari Tuhan” yang dapat digunakan untuk mempromosikan dialog dan komunikasi antar manusia, menunjukkan betapa adaptifnya ia terhadap perubahan zaman. Kehadirannya yang kuat di dunia digital mencerminkan kesediaannya untuk berkomunikasi dengan cara yang lebih dekat dan relevan dengan generasi masa kini, tanpa melupakan esensi pesan-pesan moral dan spiritual yang dibawanya.
3. Menolak Kemewahan Vatikan: Membangun Gereja yang Lebih Sederhana dan Dekat dengan Umat
Kepemimpinan Paus Fransiskus seringkali diidentikkan dengan kesederhanaan. Dari awal masa jabatannya, ia telah menunjukkan penolakan terhadap berbagai simbol kemewahan yang sering kali melekat pada jabatan kepausan. Paus Fransiskus menolak mengenakan mozzetta, jubah merah beludru yang biasanya dikenakan oleh Paus, dan lebih memilih salib perak sederhana yang telah menemaninya sejak ia masih menjabat sebagai uskup.
Keputusannya untuk tidak mengenakan sepatu merah khas kepausan dan tetap setia pada sepatu hitam sederhana yang ia gunakan sehari-hari, menegaskan komitmennya terhadap gaya hidup yang sederhana. Tindakan ini tidak hanya memperlihatkan kesederhanaannya sebagai seorang pemimpin, tetapi juga mencerminkan keinginannya untuk tetap dekat dengan umat biasa. Banyak umat Katolik yang menyambut baik langkah ini, melihatnya sebagai tanda bahwa gereja sedang bergerak menuju arah yang lebih inklusif dan berorientasi pada pelayanan.
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia ini bukan hanya menjadi momen penting dalam sejarah hubungan diplomatik antara Vatikan dan Indonesia, tetapi juga menjadi cermin dari kepemimpinan yang penuh inspirasi. Kehidupan pribadi yang penuh tantangan, adaptasinya terhadap era digital, serta komitmennya terhadap kesederhanaan, menjadikan Paus Fransiskus sebagai sosok pemimpin yang tak hanya dihormati, tetapi juga dicintai. Kisah hidupnya mengajarkan kita tentang ketahanan, adaptabilitas, dan pentingnya menjaga hubungan yang erat dengan sesama, tanpa terikat oleh simbol-simbol kemewahan. Semoga kunjungan ini dapat mempererat persaudaraan antar umat beragama di Indonesia dan menyebarkan pesan damai ke seluruh penjuru dunia. (una)