KANAL24, Malang – Fenomena sampah plastik yang mencemari laut dan habitatnya menjadi perhatian Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) bekerjasama dengan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Brawijaya (UB) dengan melakukan penelitian tentang Keberadaan Mikroplastik Pada Ikan Ekonomis Penting di Perairan Jawa Timur yang didanai oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) melalui Dana PNBP Universitas Brawijaya.
Kerja apik peneliti dua fakultas ini digawangi oleh Defri Yona, SPi., MSc. Stud., DSc ; Ledhyane Ika Harlyan, SPi., MSc., PhD; Mochammad Arif Zainul Fuad, SKel., MSc; dan Yuniar Ponco Prananto, SSi., MSc., PhD.
Ketua tim Defri Yona mengatakan penelitian ini dilatar belakangi oleh melimpahnya sampah plastik yang berada di laut akan terdegradasi menjadi partikel lebih kecil (mikroplastik) yang dapat masuk ke dalam tubuh ikan dalam proses rantai makanan.
Mikroplastik adalah plastik yang sangat kecil dengan ukuran antara kurang dari 5 mm sampai 1 mm. Keberadaan mikroplastik dapat mengakibatkan gangguan metabolisme ikan, menghambat pertumbuhan dan bahkan mengakibatkan kematian ikan.
“Adanya mikroplastik pada ikan konsumsi tentu dikhawatirkan dapat memberikan dampak buruk pada manusia,” kata Defri Rabu (3/3/2021)
Penelitian yang dilakukan sejak bulan Maret hingga Desember 2020 ini mengamati keberadaan mikroplastik pada Ikan hasil tangkapan nelayan yang didaratkan di TPI (Tempat Pelelangan Ikan) diantaranya TPI Brondong Lamongan dan Mayangan Probolinggo, Tamperan Pacitan, Pondokdadap, Sendangbiru- Malang serta Prigi -Trenggalek. Sampel ikan yang diambil diantaranya adalah ikan Tongkol, Kembung, Layur, Kurisi, Cakalang, Lemuru dan ikan ekonomis lainnya.
“Tiga bagian ikan diambil untuk mengetahui kandungan mikroplastiknya yaitu insang, saluran pencernaan dan daging. Organ ikan kemudian dilakukan destruksi untuk menghancurkan bahan organik, kemudian diamati keberadaan mikroplastiknya menggunakan mikroskop dan identifikasi polimer mikroplastik dilakukan menggunakan Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR)” kata Defri Yona ketika melakukan analisis di Laboratorium Eksplorasi Sumberdaya Perikanan dan Kelautan FPIK, UB.
Berdasarkan data sampel ikan yang diolah, mikroplastik telah ditemukan pada sampel ikan yang didaratkan di beberapa pelabuhan di Jawa Timur. Jenis mikroplastik yang ditemukan adalah fiber (berbentuk memanjang seperti serat benang), fragmen (berbentuk tidak beraturan dan cukup tebal) dan film (berbentuk tipis hasil dari degradasi kantong plastik besar). Jenis mikroplastik yang mendominasi di beberapa organ ikan adalah fiber.
Penelitian ini menghasilkan informasi baru, bahwa pada bagian daging ikan ekonomis penting ternyata ditemukan keberadaan mikroplastik. Mikroplastik pada daging ikan dapat berbahaya untuk manusia apabila dikomsumsi, zat additive pada mikroplastik berpotensi untuk berikatan dengan logam berat yang ada di perairan dan juga potensi mikroplastik ditempeli oleh patogen-patogen perairan yang dapat membahayakan.
“Hasil penelitian ini nantinya akan digunakan sebagai rekomendasi keamanan pangan laut,” tandasnya.(meg)