Kanal24, Malang – Pilkada Serentak 2024 sudah di depan mata, membawa harapan besar bagi masyarakat Indonesia untuk mewujudkan demokrasi yang lebih matang dan bermartabat. Di tengah berbagai persiapan yang kian intens, peran teknologi informasi menjadi sorotan utama dalam memastikan proses pemilihan berjalan transparan, akurat, dan adil, serta memastikan bahwa teknologi mampu menjawab tantangan besar penyelenggaraan Pilkada, yang tahun ini akan diadakan serentak di seluruh penjuru Nusantara.
Melihat persoalan ini, Fakultas Hukum Universitas Brawijaya (FH UB) menggandeng Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip UB) menyelenggarakan kuliah tamu dengan tema “Pemanfaatan Teknologi Informasi untuk Meningkatkan Penyelenggaraan Pilkada Serentak Tahun 2024 yang Demokratis dan Berkualitas.” Acara yang berlangsung di Auditorium FH UB (6/9/2024) ini menghadirkan, Betty Epsilon Idroos, yang saat ini menjabat sebagai Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) sekaligus Kepala Divisi Data dan Informasi KPU RI.
Acara kuliah tamu tersebut dibuka dengan sambutan oleh Rektor UB bidang Perencanaan, Kerja Sama, dan Internasionalisasi Universitas Brawijaya, Andi Kurniawan, S.Pi., M.Eng., D.Sc. Dalam pidatonya, Andi menekankan pentingnya teknologi di era disrupsi ini, terutama dalam mendukung penyelenggaraan Pilkada yang demokratis.
“Kita hidup dalam era disrupsi teknologi yang telah mengubah struktur masyarakat secara drastis. Di era Society 5.0 ini, teknologi membuka berbagai peluang untuk memperbaiki pengelolaan bangsa dan negara, termasuk dalam penyelenggaraan Pilkada,” jelas Andi. Menurutnya, penggunaan teknologi informasi dalam Pilkada adalah langkah fundamental yang tidak bisa dielakkan.
Andi juga menggarisbawahi bahwa Pilkada yang bermartabat memerlukan pengorbanan dari setiap warga negara dalam bentuk kemerdekaan pribadi, yang pada akhirnya harus tunduk pada keadilan dan aturan bersama. “Tanpa pengorbanan kemerdekaan pribadi demi kemerdekaan bersama, yang berlaku adalah hukum rimba. Oleh karena itu, keadilan dan aturan menjadi jalan yang harus kita pilih dalam penyelenggaraan Pilkada,” tuturnya.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa penerapan teknologi informasi dalam Pilkada menjadi salah satu kontribusi penting untuk menjaga demokrasi. Namun, Andi juga mengingatkan bahwa teknologi bisa menjadi pedang bermata dua. “Seperti yang dikatakan Einstein, teknologi diciptakan untuk mempermudah kehidupan umat manusia, tetapi seringkali juga menjadi masalah. Oleh karena itu, diskusi tentang bagaimana teknologi dapat dioptimalkan dalam Pilkada menjadi sangat relevan dan strategis.”
Andi pun mengapresiasi kehadiran Komisioner KPU RI, Betty Epsilon Idroos, serta kolaborasi antara KPU dan UB dalam diskusi ini. Ia berharap diskusi yang dilakukan dapat menghasilkan sinergi dan kolaborasi yang bermanfaat bagi penyelenggaraan Pilkada Serentak 2024.
Sementara itu Betty Epsilon Idroos menyambut baik kolaborasi KPU RI dengan Universitas Brawijaya menurutnya sinergi ini penting bagi KPU untuk menjadi lembaga penyelenggara Pemilu yang lebih baik.
“Kita butuh sinergi dengan UB untuk memberi masukan pada KPU untuk perbaikan. Tidak hanya dari dosen ahli namun bisa kita lihat mahasiswa saat ini juga makin kritis jeli dalam mengawal kami,” ungkapnya. (din)