Kanal24, Tiongkok – Lawatan Rektor Universitas Brawijaya (UB), Prof. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D.Med.Sc., ke Tiongkok menghasilkan beberapa kerja sama strategis dengan institusi ternama. Salah satunya adalah dengan Zhejiang Chinese Medical University (ZCMU), sebuah universitas unggulan di Hangzhou yang dikenal di bidang Chinese Traditional Medicine (TCM). Kunjungan resmi yang berlangsung pada Senin (14/4/2025) ini berfokus pada pengembangan obat tradisional dan riset genomik sebagai bagian dari upaya memperluas kolaborasi global UB di bidang sains dan kesehatan.
Dalam pertemuan tersebut, Prof. Widodo diterima langsung oleh jajaran pimpinan ZCMU, termasuk Vice President Prof. Wu Chengliang, Deputy Director of International Relations Office Wang Jingna, Director of International Relations Office Wang Ying, dan Zhang Jine dari International Office.
ZCMU dikenal sebagai salah satu institusi terbaik dalam pengembangan TCM, dengan reputasi internasional yang kuat. Universitas ini tercatat dalam peringkat 665 QS World University Rankings dan termasuk dalam 1.000 besar THE World University Rankings, menjadikannya satu-satunya universitas kedokteran tradisional Tiongkok dalam daftar tersebut. Keunggulan ZCMU meliputi kedokteran tradisional dan modern, serta sains, teknik, dan manajemen, dengan dukungan lebih dari 10 platform riset internasional dan empat pusat Konfusius.
Dalam diskusi, UB menawarkan sejumlah inisiatif kerja sama, seperti pembentukan laboratorium bersama untuk riset kedokteran tradisional dan genomik manusia, program pertukaran mahasiswa dan staf, pencarian mitra untuk pendanaan penelitian bersama, serta pengembangan program joint degree di bidang Traditional Medicine.
“Kami menyambut baik usulan pembentukan laboratorium bersama. Ini akan menjadi dasar kuat untuk mengembangkan riset TCM dengan pendekatan ilmiah modern, termasuk integrasi riset genomik dan pengujian bahan obat tradisional lokal di Indonesia,” ujar Prof. Wu Chengliang.

Prof. Widodo juga menegaskan kesiapan UB dalam menyediakan fasilitas laboratorium dasar dan dukungan staf awal. Selain itu, ia menyampaikan rencana untuk mengundang profesor dari ZCMU sebagai adjunct professor di UB, serta mengirimkan mahasiswa unggulan melalui program UB Star.
“Kami ingin mengundang 5–10 profesor ZCMU sebagai adjunct professor di UB, serta mengirimkan sebanyak 10–20 mahasiswa unggulan UB Star untuk belajar langsung di ZCMU,” kata Prof. Widodo.
ZCMU menyambut rencana tersebut dan menyatakan ketertarikannya untuk melakukan asesmen fasilitas UB, mencakup kesiapan sumber daya manusia, peralatan laboratorium, dan regulasi. Universitas ini juga membuka peluang pendanaan bersama dari pemerintah kedua negara guna mendukung pembentukan laboratorium riset kolaboratif.
Kolaborasi ini diharapkan dapat menjadi model kerja sama inovatif antara Indonesia dan Tiongkok, sekaligus mendorong pengembangan riset obat tradisional berbasis lokal yang terintegrasi dengan teknologi modern. Hal ini tidak hanya memperkuat pendidikan dan pelatihan klinis tetapi juga mengukuhkan posisi Indonesia dan Tiongkok dalam inovasi kesehatan berbasis pengetahuan lokal dan teknologi mutakhir.(din)