Kanal24, Malang – Lactashare, Yayasan Donor ASI Indonesia didirikan oleh dr. Meralda Nindyasti, yang akrab disapa dr. Alda, adalah komunitas yang bergerak di bidang kesehatan ibu dan anak, terutama memberikan layanan konsultasi laktasi dan donor ASI. Didirikan sejak 2018, yayasan ini hadir sebagai solusi bagi bayi-bayi yang terancam tidak mendapat ASI langsung dari ibu kandungnya karena berbagai kondisi medis, termasuk ibu yang meninggal saat persalinan, kelahiran prematur, dan risiko stunting.
Dengan misi menciptakan peradaban yang kokoh melalui kebaikan ASI, dr. Alda menjelaskan bahwa Lactashare bertujuan untuk memenuhi hak setiap bayi untuk memperoleh ASI, yang telah terbukti bermanfaat besar dalam menurunkan risiko kematian bayi hingga 88% serta mencegah malnutrisi.
“Sebagai negara dengan jumlah kasus stunting dan kelahiran prematur yang tinggi, Indonesia membutuhkan lebih banyak upaya untuk menjaga hak bayi agar mendapatkan ASI eksklusif.” ujar dr. Alda.
Berdasarkan data tahun 2020, terdapat 4.600 bayi piatu yang memerlukan bantuan ASI donor untuk bertahan hidup. Selain itu, 1 dari 4 anak Indonesia mengalami stunting, dan hampir 1 juta bayi prematur lahir setiap tahun, yang membuat mereka rentan terhadap berbagai komplikasi medis.
“Lactashare hadir sebagai solusi yang sesuai dengan rekomendasi WHO dan syariat Islam, menyediakan sistem donor ASI yang terintegrasi dengan layanan promotif, preventif, dan edukatif,” kata dr. Alda.
Lactashare menawarkan berbagai layanan donor ASI yang aman dan sesuai dengan kaidah medis serta agama. Setiap pendonor ASI di Lactashare melewati seleksi ketat, termasuk skrining kesehatan untuk penyakit menular seperti HIV, Hepatitis B dan C, Sifilis, dan CMV. Para ibu penerima ASI donor juga mendapatkan konsultasi dan pendampingan laktasi, termasuk metode induksi laktasi untuk ibu adopsi.
ASI yang diberikan telah dipasteurisasi untuk memastikan kebersihan dan keamanan. Selain itu, Lactashare menyediakan Tunjangan Menyusui berupa sembako gratis bagi ibu menyusui dari kalangan kurang mampu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi selama masa menyusui. Dalam menjaga silaturahmi, Lactashare berkolaborasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk memberikan sertifikat sepersusuan, sehingga pencatatan donor ASI dilakukan dengan rapi dan berkelanjutan.
Sejak didirikan, Lactashare telah menyalurkan 8.000 liter ASI donor kepada lebih dari 400 bayi yang kritis, melibatkan 4.500 calon pendonor dan 8.000 ibu menyusui yang telah menerima konsultasi laktasi. Komunitas ini juga telah mendidik 25.000 anggota masyarakat untuk memahami pentingnya ASI eksklusif.
“Hingga saat ini, Lactashare memiliki 91 konselor menyusui yang tersebar di seluruh Indonesia dan memberikan layanan konsultasi secara online dan offline,” kata dr. Alda.
Selain layanan harian, Lactashare juga mengadakan Kampanye ASI Nasional setiap tahun untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya ASI eksklusif. Tahun 2024, Lactashare berhasil memasang banner edukasi ASI menyusui di 257 titik di Malang dan 100 titik di Jabodetabek, sebagai upaya memperkuat dukungan masyarakat bagi ibu menyusui.
Lactashare secara aktif menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga seperti YDSF, Rumah Zakat, Dompet Dhuafa, dan Baznas, serta institusi pendidikan seperti Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya dan Universitas Muhammadiyah Malang. Kerjasama ini mencakup penyuluhan, webinar, serta program pendidikan mengenai ASI dan menyusui untuk kader posyandu dan tenaga kesehatan.
Bagi siapa pun yang ingin bergabung atau mendukung misi Lactashare, dapat mengikuti akun Instagram mereka di @lactashare, atau langsung mengunjungi kantor Lactashare di Jalan Saxophone Perum Permata Brantas Indah, Lowokwaru, Malang.
“Dengan visi membangun peradaban manusia yang kokoh melalui kebaikan ASI, Lactashare berharap dapat terus mengedukasi dan mendampingi keluarga Indonesia dalam memberikan ASI eksklusif bagi masa depan generasi yang sehat dan kuat,” pungkas dr. Alda. (nid)