Kanal24, Blitar – Pariwisata menjadi salah satu sektor yang berkontribusi besar dalam memajukan ekonomi daerah. Namun, tantangan mempertahankan daya tarik destinasi wisata, terutama pasca-pandemi, memerlukan inovasi pengelolaan. Salah satu contohnya adalah Bukit Pertapaan di Desa Bagelenan, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, yang dulunya ramai pengunjung tetapi kini mengalami penurunan minat.
Melalui upaya revitalisasi, tim Doktor Mengabdi Universitas Brawijaya menyelenggarakan pelatihan outbound bertema “Collaborative Governance-Community: Pengembangan Pariwisata melalui Pelatihan Outbound ‘Jelajah Alam Ceria’ bagi Pokdarwis dan Pengelola BUMDes”. Kegiatan yang berlangsung pada 7–8 Desember 2024 ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam mengelola wisata berbasis aktivitas outbound yang berorientasi pada edukasi dan alam.
Dalam keterangan yang diterima Kanal24 (16/12/2024) dijelaskan bahwa Jelajah Alam Ceria hadir sebagai program yang mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan berbasis alam ke dalam aktivitas outbound. Pelatihan ini mencakup berbagai sesi praktis, seperti teknik dasar fasilitator, desain kegiatan outbound, pemilihan alat dan musik permainan, hingga simulasi memfasilitasi aktivitas outbound.
Fasilitator kegiatan menyampaikan, “Outbound adalah salah satu aktivitas yang sangat diminati wisatawan saat ini, terutama mereka yang ingin menikmati wisata berbasis alam.” Dengan potensi besar yang dimiliki Desa Bagelenan, program ini diharapkan dapat menghidupkan kembali minat wisatawan terhadap destinasi Bukit Pertapaan.
Pelatihan ini juga menjadi contoh nyata kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat. Ketua Pokdarwis Desa Bagelenan, Zaenal, mengaku pelatihan ini sangat membantu dalam meningkatkan kreativitas mereka. “Kami jadi lebih percaya diri untuk menyusun program outbound. Banyak ide baru yang bisa kami aplikasikan,” ujarnya.
Melalui pelatihan ini, Pokdarwis dan BUMDes didorong untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menghadirkan daya tarik wisata tambahan. Selain meningkatkan keterampilan, program ini juga memberikan wawasan tentang bagaimana mengemas aktivitas outbound sebagai daya tarik yang kompetitif di tengah tren wisata berbasis pengalaman dan edukasi.
Kegiatan ini dipimpin oleh Dr. Susilo, SE., MS dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, dengan anggota tim: Deni Agus Setyono, ST., M.Eng. dari Fakultas Teknik, Damas Dwi Anggoro, SAB., MA, dari Fakultas Ilmu Administrasi UB, Yenny Kornitasari, S.E., M.E. dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Erlyn Yuniashri, S.E., ME., dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, serta didukung oleh beberapa mahasiswa.
Dr. Susilo menegaskan pentingnya kolaborasi antara akademisi dan masyarakat dalam mengembangkan potensi wisata lokal. “Kami berharap pelatihan ini dapat memberikan bekal yang cukup bagi Pokdarwis dan BUMDes untuk mengelola potensi wisata secara lebih kreatif dan profesional. Wisata berbasis alam seperti outbound memiliki daya tarik besar jika dikelola dengan baik,” ujarnya.
Kegiatan ini tidak hanya mendukung pengembangan Bukit Pertapaan, tetapi juga menegaskan komitmen tim Doktor Mengabdi Universitas Brawijaya dalam meningkatkan potensi wisata lokal melalui pendekatan inovatif dan kolaboratif. Program ini merupakan bagian dari upaya mendukung aktivitas tri dharma perguruan tinggi, khususnya dalam pengabdian kepada masyarakat.
Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, diharapkan destinasi wisata lokal seperti Bukit Pertapaan dapat kembali menjadi magnet wisatawan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat Desa Bagelenan.(din)