KANAL24, Jakarta – Setelah sempat tertunda sejak 2018, PT Bank DKI kini kembali merencanakan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO), yang kemungkinan dilakukan tahun depan dengan target melepas sekitar 10-20% saham ke publik.
Sekretaris Perusahaan Bank DKI, Herry Djufraini, mengatakan niat IPO kembali diwacanakan setelah melihat kondisi pasar yang cenderung lebih baik. Antara lain dengan selesainya pemilihan umum.
Menurut dia, perusahaan akan mempertimbangkan kondisi pasar yang pas untuk menentukan waktu pasti IPO bakal digelar, yang pasti rencana aksi korporasi itu sudah mendapatkan restu dari Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
“Tapi kita lihat lagi permintaannya bagaimana, harganya juga belum bisa kami sampaikan, masih menghitung valuasi dan lainnya,” kata Herry dalam keterangannya, Senin (2/9/2019).
Untuk dana hasil IPO nanti, Herry menyebutkan akan digunakan untuk memperbesar kemampuan pinjaman terutama untuk proyek infrastruktur, juga untuk penguatan modal usaha.
Tahun ini, Bank DKI hanya menargetkan pertumbuhan laba 5 persen menjadi Rp840,3 miliar, dari perolehan tahun sebelumnya yang mencapai Rp800,3 miliar. Pertumbuhan laba itu akan ditopang oleh pendapatan bunga. Tahun ini perusahaan menargetkan bisa mengantongi total kredit Rp38,9 triliun atau naik 12 persen. Tahun sebelumnya, total kredit Bank DKI mencapai Rp34,7 triliun
“Untuk keperluan ini, kita telah menunjuk tiga perusahaan sekuritas untuk menjadi penjamin emisi (underwriter). Ketiga sekuritas tersebut adalah Mandiri Sekuritas, Trimegah Sekuritas, dan RHB Sekuritas Indonesia,” pungkas Herry. (sdk)