KANAL24, Malang – Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya menyelenggarakan “Indonesian Traditional Foods Short Course 2019” yang diikuti oleh peserta dari India, Philipina dan Amerika Serikat pada 07-16 Oktober 2019.
Kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan dan mempromosikan keunggulan masakan lokal Indonesia. Beberapa materi yang dibahas diantaranya adalah pangan tradisional berbasis nabati, pangan tradisional berbasis hewani, pangan fermentasi Indonesia, produksi putu lanang dan tiwul serta kunjungan ke pasar tradisional, industri keripik tempe, kebuh Teh Wonosari, serta praktek di laboratorium Sensory FTP untuk pengalaman sensasi rasa pangan tradisional Indonesia.
Benjamin L. Pecayo, Ed.D, Rektor Northwest Samar State University, Filipina mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangat bagus untuk pengalaman lintas budaya diantara peserta.
“Terimakasih untuk FTP UB yang telah menyelenggarakan program ini dengan sangat baik. Peserta tidak saja bertambah wawasannya tentang rasa pangan khas Indonesia tetapi juga bagaimana nutrisi, sejarah, hingga dunia industrinya. Intinya seluruh peserta akan mendapat wawasan tentang pengenalan dasar, aspek kesehatan, dan proses produksi yang terlibat dalam mempertahankan kelayakan makanan tradisional Indonesia which is good for our industry 4.0 era nowadays,” ungkap Benjamin.
Sementara itu, mewakili tuan rumah, Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama Prof. Sasmito Djati mengatakan pentingnya kegiatan seperti ini, karena dengan mengetahui makanan tradisional suatu negara, kita juga akan mengetahui sejarah dan budaya negara tersebut.
“Ini bagus untuk generasi muda, supaya lebih mengenal panganan local. Karena terkadang pangan tradisional dengan kearifan lokal justru banyak mengandung potensi yang baik sebagai pangan fungsional yang sebenarnya sangat berpotensi untuk komersialisasi,” pungkasnya. (sdk)