KANAL24, Jakarta – Limbah pengolahan kayu sengon ternyata diminati di Korea Selatan. Limbah pengolahan kayu sengon dapat berupa serbuk gergaji (sawdust) dan serpihan kayu (wood chips). Salah satu perusahaan yang sudah mengimpor kedua produk tersebut dari Indonesia ke Korea Selatan adalah Inakor Co.,Ltd.
“Kejelian para pelaku usaha bisa membantunya mendapatkan peluang ekspor. Siapa sangka limbah pengolahan kayu sengon ternyata diminati di Korea Selatan,” kata Direktur Pengembangan Produk Ekspor Ari Satria saat mengunjungi Inakor Co., Ltd di Sacheon, Korea Selatan.
Kunjungan ini dilakukan pada Kamis (28/11/2019) yang merupakan rangkaian kegiatan delegasi misi dagang Indonesia di Korea Selatan. Turut mendampingi dalam kunjungan tersebut, Kepala Biro Humas Olvy Andrianita dan Kepala Indonesian Trade Promotion Center Busan Ni Made Kusuma Dewi.
Sawdust kayu sengon dapat dimanfaatkan sebagai ‘animal bedding’. Sedangkan wood chips kayu sengon dapat digunakan sebagai media untuk budi daya jamur. Saat ini Inakor telah mengimpor sawdust dari kayu Sengon asal Indonesia ke Korea Selatan sebanyak 48 kontainer atau 10.000 ton per tahun.
Pemilik perusahaan Inakor Co.,Ltd Hartono mengatakan, selama ini tidak mendapat masalah dalam mengimpor produk-produk Indonesia. “Proses impor produk Indonesia sejauh ini berjalan dengan lancar tanpa hambatan. Aturan perizinan untuk memasukkan hasil limbah kayu terebut ke Indonesia sudah sangat jelas. Selain itu, pembangunan infrastruktur jalan tol membantunya mengekspor produk Indonesia dengan waktu lebih cepat dan biaya lebih murah,” jelasnya.
Selain limbah kayu sengon, Inakor saat ini mengimpor peralatan dapur/peralatan makan dari kayu dengan merek Indonesia “Oesing Craft” dari Banyuwangi. Oesing Craft terdaftar sebagai produsen produk impor di Korea Selatan sehingga bisa menggunakan merek asalnya. Hal ini merupakan keistimewaan tersendiri karena tidak semua produk Indonesia bisa masuk ke Korea Selatan dengan merek sendiri.
Saat ini jumlah impornya sebanyak satu kontainer per bulan. Selain itu, produk-produk tersebut telah tersertifikasi Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) karena terbuat dari kayu. Produk-produk tersebut juga juga telah dilengkapi dengan sertifikasi ‘food grade’ dari Ministry of Food and Drugs Safety Korea Selatan.
“Kerajinan tangan dari kayu dan produk-produk dapur/alat makan dari kayu juga memiliki prospek di Korea Selatan. Masyarakat Korea Selatan menggemari produk-produk tersebut,” kata Hartono.
Sandal Jepit Indonesia Segera Masuk ke Korea Selatan
Tidak hanya limbah kayu sengon dan kerajinan dari kayu, kini Hartono tengah dalam proses mengimpor sandal jepit merek Indonesia ke Korea Selatan. “Sandal jepit yang bagi sebagian orang tidak menarik, ternyata juga menyimpan peluang ekspor. Di Korea Selatan, sandal jepit Indonesia mulai diminati,” ujar Hartono.
Hartono juga menjelaskan, produk lain yang memiliki nilai jual yang menjanjikan di pasar Korea adalah sedotan dari bambu yang ramah lingkungan.
Pesaing Indonesia adalah Filipina dan Vietnam. Namun, dengan kualitas dan konsistensi kualitas dan kontinuitas pasokan, produk asal Indonesia menjadi lebih berdaya saing. Konsumen Korea sangat berminat dengan produk-produk ekspor Indonesia.
Inakor. Co.Ltd adalah perusahaan eksportir dan importir yang didirikan diaspora Indonesia pada September 2018. Inakor juga aktif mengikuti pameran perdagangan yang difasilitasi Kementerian Perdagangan seperti Cafeshow, Seoul Food, Entech, dan sebagainya.
Sementara itu, Kepala ITPC Busan Dewi menyampaikan, pihaknya berkomitmen membantu para importir di Korea Selatan yang berminat dengan produk-produk dari Indonesia. “ITPC Busan siap membantu para importir di Korea Selatan untuk memasarkan produk-produk Indonesia ke Korea Selatan,” pungkas Dewi. (sdk)