Kanal24, Lumajang – Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) kembali menunjukkan komitmen dalam pengabdian masyarakat lewat program Mahasiswa Membangun Desa (MMD) Tematik Literasi. Kegiatan yang digagas di Desa Kraton ini bertajuk “Sastra Dunia: Literasi Global untuk Anak MI dan SD”. Dipimpin oleh Cut Raudhah Salsabila Azhari, mahasiswa Hubungan Internasional FISIP UB, program ini bertujuan menanamkan budaya literasi yang ekspresif, kreatif, dan berkelanjutan bagi anak-anak desa.
“Literasi tidak berhenti pada membaca teks, tetapi harus melahirkan generasi yang mampu mengekspresikan ide, imajinasi, dan kreativitas mereka,” ujar Cut Raudhah.
Baca juga:
Mahasiswa UB Tingkatkan Literasi Untuk Anak Usia Dini

Empat Pilar Sastra Dunia
Program ini dibangun melalui empat pilar utama yang saling menguatkan:
1. Penguatan Literasi di Sekolah
Anak-anak MI Nurul Islam dilatih melalui metode read aloud dan menulis kreatif. Hasilnya, lahir 170 puisi dan 170 refleksi dongeng karya siswa. Para guru pun ikut mendampingi, sehingga metode literasi kreatif ini dapat dilanjutkan secara mandiri.
Program ini juga bersinergi dengan Tim Penggerak PKK Desa Kraton yang meluncurkan gerakan “Membaca 30 Menit” di rumah, sehingga literasi tidak hanya berhenti di sekolah.
2. Lomba Sastra Dunia
Sebagai puncak kegiatan, digelar lomba membaca puisi, menulis puisi, dan membacakan dongeng dengan 75 peserta. Menariknya, membaca dongeng menjadi kategori favorit dengan 28 peserta. Tim PKK turut mendukung sebagai sponsor hadiah sekaligus juri, bersama dosen pembimbing lapangan UB.
3. Pembuatan Media Literasi
Karya terbaik siswa dihimpun menjadi buku antologi “Dunia Dalam Genggaman”. Buku ini memperkaya koleksi perpustakaan sekolah sekaligus menjadi dokumentasi capaian literasi anak-anak Desa Kraton.
4. Program Keberlanjutan
Komunitas Duta Puisi & Pendongeng Muda dibentuk untuk menjaga kesinambungan. Anggota komunitas ini rutin mengadakan membaca bersama di balai desa, menulis karya baru, hingga tampil dalam acara desa.
Kolaborasi Multipihak sebagai Kekuatan
Kesuksesan program ini tidak hanya bertumpu pada mahasiswa, tetapi juga kolaborasi lintas elemen. Guru MI Nurul Islam hadir sebagai motor utama, perangkat desa memberi dukungan fasilitas, dan PKK menggerakkan budaya membaca hingga ke ranah keluarga.
“Kolaborasi antara sekolah, perangkat desa, PKK, dan mahasiswa UB menjadikan program ini milik bersama. Inilah yang membuat literasi bisa berlanjut meskipun MMD selesai,” ungkap salah satu guru pendamping.
Capaian Konkret Program
Program Sastra Dunia berhasil menorehkan beberapa capaian penting, antara lain:
- Terciptanya 170 puisi dan 170 refleksi dongeng siswa.
- Terbitnya antologi “Dunia Dalam Genggaman”.
- Meningkatnya keterampilan membaca interpretatif, menulis kreatif, dan bercerita anak.
- Terbentuknya Komunitas Duta Puisi & Pendongeng Muda sebagai garda literasi desa.
- Terbangunnya sinergi multipihak antara mahasiswa, guru, perangkat desa, dan PKK.
Baca juga:
Rektor UB: Kemerdekaan adalah Kebebasan Berpikir dan Berinovasi
Menumbuhkan Generasi Literat
Program ini membuktikan bahwa literasi bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan gerakan membangun peradaban dari akar rumput. Anak-anak Desa Kraton kini mulai berani menulis, membaca, dan bercerita, membuka jalan menuju generasi literat yang kritis dan kreatif.
“Harapan kami sederhana: anak-anak berani bermimpi, berani menulis, dan berani bercerita. Literasi adalah jendela dunia, dan sekarang mereka sudah mulai membukanya,” pungkas Cut Raudhah Salsabila Azhari. (nid)