KANAL24, Malang – Rasa haru dan bangga kembali tersaji di Gedung Samantha Krida Universitas Brawijaya saat ribuan toga mengepung ruangan dalam prosesi Wisuda Periode XXII, minggu (15/6/20250. Tak sekadar seremoni kelulusan, momen ini menjadi panggung berbagai kisah luar biasa dari para lulusan terbaik yang telah melewati perjuangan akademik di tengah pandemi, perubahan kurikulum, hingga adaptasi digital. Di antara ratusan nama, terselip individu dengan cerita yang tak hanya inspiratif, tapi juga mencerminkan keberagaman dan semangat mahasiswa Indonesia. Dari yang termuda hingga yang tertua, dari yang tercepat hingga yang paling berprestasi—semuanya menyatu dalam satu ikatan almamater biru emas.
Sorotan utama adalah kehadiran Annisa Nurhayati, S.Aktr., lulusan termuda berusia 20 tahun dari Program Studi Ilmu Aktuaria, Fakultas MIPA. Lahir pada 25 Juni 2004, Annisa menjadi simbol dari generasi muda yang cerdas dan visioner. Di sisi lain spektrum usia, Supriyono, M.P., dari Program Studi Patologi Tumbuhan, Fakultas Pertanian, membuktikan bahwa belajar tak mengenal usia. Lahir pada 13 Mei 1966, Supriyono menorehkan sejarah sebagai wisudawan tertua di periode ini. Kehadirannya menjadi pengingat bahwa mimpi tak pernah usang, dan belajar adalah proses seumur hidup.
Baca Juga : 4 Fakta Unik Wisuda UB Periode – 21
Cerita luar biasa datang dari Aisha Edna Alicia Sanyoto, M.Kom., lulusan tercepat yang menyelesaikan studi magisternya hanya dalam waktu 340 hari. Sebuah pencapaian yang bukan hanya mencerminkan kerja keras, tapi juga manajemen waktu yang luar biasa. Sementara itu, dari Fakultas Hukum, Ira Nur Istiqomah, M.Kn., tampil mencolok dengan judul tesis paling ringkas namun tetap berbobot, yakni “Kedudukan Saksi Instrumen Di Pengadilan”, yang hanya terdiri dari lima suku kata. Judul sederhana ini menggambarkan ketepatan dan fokus dalam membedah isu hukum yang krusial di ruang sidang.
Wisudawan FIA UB, Rizkiya Malahayati, S.AB., yang tercatat memiliki alamat asal terjauh—berasal dari KP Sukarasa Dusun I, Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Perjalanan fisik dan akademik yang ia tempuh menggambarkan tekad dan semangat dari pelosok negeri menuju panggung akademik tertinggi. Di sisi capaian akademik murni, Dio Fandy Hermansyah Putra, M.AP., dari Fakultas Ilmu Administrasi, mencatat prestasi luar biasa dengan IPK sempurna 4.00. Capaian ini tak hanya mencerminkan kecerdasan, tetapi juga dedikasi tinggi terhadap ilmu pengetahuan dan tanggung jawab akademik.
Baca Juga : Usung Game Sejarah, Mahasiswa Vokasi UB Maju Pilmapres Jatim
Tak hanya soal usia, IPK, atau lama studi, ada pula kisah menarik dari Alexandra Maria Rossadwina Sriharkita Sinaga, S.Ked., yang memiliki nama terpanjang di antara seluruh peserta wisuda. Di balik nama yang panjang itu, tersimpan perjalanan panjang pula dalam menempuh studi kedokteran yang dikenal penuh tantangan. Wisuda periode ini seolah menjadi panggung perayaan keberagaman prestasi mahasiswa UB—baik dari sisi akademik, sosial, geografis, hingga personal. Mereka adalah bukti nyata bahwa keunggulan tak mengenal batas.(sdk)